YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pihak sekolah TK/SD IT Dian Insani di Semin, Gunungkidul, memastikan 10 siswanya yang sempat mengeluh sakit usai menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) kini telah sehat dan masuk sekolah seperti biasa.
Meski demikian, insiden yang terjadi pada Senin (15/9/2025) itu meninggalkan catatan, di mana sebagian siswa kini merasa khawatir dan pihak sekolah meminta adanya perubahan jadwal pengiriman makanan.
Baca juga: Dapat Keluhan Menu MBG Basi, Bupati Lumajang Sidak Dapur SPPG, Ini Temuannya
Sekretaris Yayasan Dian Insani Gunungkidul, Santoso membenarkan, saat pembagian MBG di hari pertama pada Senin (15/9/2025), ada 10 siswa SD yang mengeluhkan mulas hingga pusing. Mereka tidak di satu kelas yang sama.
"Hari pertama memang ada yang gejala, tetapi sudah kita tindaklanjuti ke klinik dan ditangani baik. Anak-anak bisa pulang dan paginya bisa sekolah," kata Santoso saat ditemui di sekolahnya, Rabu (17/9/2025).
Pasca kejadian, pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) langsung mendatangi sekolah untuk menyampaikan permintaan maaf dan berjanji akan ada perbaikan. Selain itu juga diberikan vitamin kepada para siswa.
Dia mengatakan, ada sebagian anak yang khawatir terkait MBG, namun tidak sedikit yang tetap menyantap MBG.
Pihak sekolah sendiri memberikan makanan tambahan juga pada siang hari, karena program ini sudah dijalankan pihak sekolah sejak lama.
"Variasi ada anak yang was-was (makan pembagian MBG), yang lain tidak," kata dia
Santoso mengatakan, pihaknya hanya memberikan catatan kepada SPPG untuk memberikan MBG lebih pagi. Sehingga saat diberikan makan siang oleh sekolah ada jedanya.
"Pagi makanan dari program MBG, siang dari sekolah," kata dia.
Baca juga: 19 Siswa di Gunungkidul Diduga Keracunan MBG, Alami Mual dan Muntah
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sedang melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) terhadap dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) di Sumberejo, Semin, pada Senin (15/9/2025).
"Dari temuan kami dilapangan terdapat 19 siswa yang terdiri dari 6 laki-laki, dan 13 orang perempuan mengalami sakit dengan gejala keracunan pangan. Terdiri dari 15 anak SD, 3 SMP dan 1 SMA sasaran MBG," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono saat dihubungi wartawan melalui telepon Selasa (16/9/2025) petang.
Gejala yang muncul dari para siswa diantaranya muntah, hingga demam. Para siswa sempat mendapatkan perawatan di UPT Puskesmas Semin I dan semuanya saat ini sudah masuk sekolah dalam keadan sehat.
"Gejala yang muncul dengan keluhan muntah, nyeri perut, pusing dan demam," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang