YOGYAKARTA, KOMPAS.com - FPN (sebelumnya ditulis SPN), pelaku yang menganiaya ayahnya S hingga tewas di Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal pendiam.
Kepala Dukuh Yapah, Ngaglik, Sleman, DIY Jonny Pranata mengatakan, FPN dikenal sebagai orang pendiam dan tidak pernah melakukan keributan, baik itu dengan keluarga maupun warga sekitar.
Baca juga: Anah Bunuh Ayah di Sleman, Polisi Temukan Surat Rujukan ke Grhasia di Rumah Pelaku
"Enggak, kalau sama warga diam ditanya jarang jawab. Sama ortunya juga diam gak tau kok sampai seperti itu," ucapnya saat ditemui, Selasa (23/7/2024).
Jonny mengetahui peristiwa penganiayaan hingga mengakibatkan S meninggal pada Senin (22/7/2024) malam.
"Baru di depan rumah ngobrol, tahu-tahu ada (warga) ke sini bilang kalau ada ribut di tempat kejadian," katanya.
"Perkiraan saya ribut biasa, gak sampai kejadian ini," kata dia.
Ia mengatakan saat terjadi keributan warga sekitar tidak berani masuk ke rumah untuk melerai.
"Nggak ada yang berani masuk, cuma bilang berkelahi," ucap dia.
Baca juga: Emosi Tak Dibelikan PS, Pemuda di Sleman Aniaya Ayahnya hingga Tewas
FPN diketahui membunuh ayahnya karena permintaan membeli Playstation tak dipenuhi.
Kasatreskrim Polresta Sleman AKP Risky Adrian menjelaskan, petugas Polresta Sleman yang mendapat laporan langsung menangkap terduga pelaku.
Saat melakukan olah TKP di dalam rumah, terdapat mayat dan isi rumah sudah berserakan.
“Teduga pelaku kita lakukan interogasi di Polsek, kita periksa saksi tetangga. Memang si pelaku mengakui perbuatannya telah melakukan penganiayaan kepada bapaknya,” ujar Adrian saat dihubungi melalui telepon, Selasa (23/7/2024).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang