YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polisi ungkap pelaku pembunuhan di Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berinisial FPN (sebelumnya ditulis SPN) sempat berobat di Ghrasia Rumah Sakit Jiwa.
Kasatreskrim Polresta Sleman AKP Risky Adrian mengatakan, saat dilakukan penggeledahan di rumahnya, ditemukan surat rujukan dari Rumah Sakit Islam (RSI) ke Grhasia.
Sebelumnya, FPN membunuh ayahnya karena meminta Playstation tetapi tak dipenuhi. Kejadian ini terjadi pada Senin (22/7/2024) malam.
Baca juga: Emosi Tak Dibelikan PS, Pemuda di Sleman Aniaya Ayahnya hingga Tewas
"Kalau gangguan jiwa kita belum bisa menyimpulkan, artinya memang ketika kita lakukan penggeledahan rumahnya kita jumpai yang bersangkutan itu pernah berobat di Rumah Sakit Islam (RSI). Habis itu kita lihat rujukannya, rujukannya ke Grhasia. Jadi ini anggota lagi koordinasi ke Grhasia, pagi ini untuk mendapatkan hasil," ujarnya saat dihubungi, Selasa (23/7/2024).
Ia menambahkan, saat memintai keterangan FPN, pihak kepolisian kesulitan untuk berkomunikasi.
"Memang tadi malam saat kita komunikasi dia agak kesulitan. Maksudnya pas diajak komunikasi itu agak sulit," ucap dia.
Ia menambahkan saat ini Polisi sedang proses koordinasi dengan Grhasia untuk melakukan observasi kepada pelaku.
"Kita minta observasi Grhasia, untuk menyatakan yang bersangkutan itu," imbuh dia.
Risky menjelaskan, kronologis pada Senin (22/7/2024) malam Polresta Sleman mendapatkan laporan bahwa terjadi keributan di rumah di daerah Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Setelah didatangi, pihaknya lalu melakukan penangkapan terhadap terduga pelaku, saat melakukan olah TKP di dalam rumah terdapat mayat dan isi rumah sudah berserakan.
Baca juga: Bantah Dakwaan Pembunuhan Berencana Dante, Kuasa Hukum Yudha Arfandi: Ada Buktinya
“Teduga pelaku kita lakukan interogasi di Polsek, kita periksa saksi tetangga, memang si pelaku mengakui perbuatannya telah melakukan penganiayaan kepada bapaknya,” ujar Adrian saat dihubungi, Selasa (23/7/2024).
Ia mengatakan korban dianiaya dengan menggunakan benda tumpul. Soal luka yang dialami korban, sampai sekarang masih menunggu hasil visum.
“Tadi subuh baru divisum sama dokter, mungkin bentar lagi akan keluar. Secara sekilas dii daerah muka dan kepala (luka),” kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang