YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang idul adha, permintaan pisau pemotong daging dan tulang meningkat signifikan.
Perajin logam atau pande besi di Padukuhan Kedung, Karang Tengah, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pun banjir pesanan.
Salah satu perajin besi di Gunungkidul, Rudianto (30) mengaku sejak kecil telah terbiasa mengolah besi menjadi golok hingga pisau. Kemampuan mengolah besi itu lanjutnya, didapatkan turun temurun dari kakek buyutnya.
Perkembangan zaman membuatnya lebih banyak bekerja sendirian lantaran sudah terbantu dengan peralatan modern yang memadai. Mulai dari meniup bara api hingga menempa lempengan besi.
"Sekarang saya kerjakan sendirian sudah bisa. Meski pesanan untuk hari raya Idul Adha meningkat," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (14/5/2024).
Baca juga: Mengintip Kehangatan Kampung Perajin Peci di Kebumen, Warisan Budaya yang Terus Berkembang
Baca juga: ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara
Pada hari normal, Rudianto mengaku hanya bisa menjual 50 biji peralatan pemotong daging dan tulang selama satu bulan.
Kondisinya meningkat drastis jelang Idul Adha, di mana ia mampu menjual peralatan pemotong daging dan tulang hingga 3-5 kodi (sekitar 60-100 barang) dalam waktu 5 hari saja.
"Jenisnya kampak, bendho, dan cacah daging paling banyak dipesan saat ini," kata dia.
Baca juga: Mengintip Gitar Buatan Perajin Ambarawa, Produknya Menasional, Dipakai Balawan hingga Stevie Item
Terkait dengan harga, Rudianto mengaku menjual peralatannya antara Rp 22.000 hingga Rp 30.000 per biji, tergantung ukuran.
Selain melayani permintaan lokal dari Gunungkidul, dirinya juga memenuhi permintaan hingga Prambanan, Jawa Tengah.
Rudi begitu dia akrab siapa mengatakan, jika pesanan akan terus meningkat saat mendekati hari raya Idul Adha.
"Iya menjelang hari raya kurban biasanya terus meningkat," paparnya.
Baca juga: DPD Golkar Gunungkidul Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Siapa Saja yang Sudah Mendaftar?
Sementara itu, salah seorang pembeli asal Pulutan, Wonosari, Prastawa (40) mengaku membeli pisau besar untuk memotong daging.
Dirinya bisanya ikut memotong daging kurban di masjid dekat rumahnya.
"Mumpung masih sebulan untuk persiapan. Beli langsung ke perajin agar lebih murah," kata dia.
Baca juga: Sampah Kembali Menumpuk di Depo dan Jalanan Yogyakarta, Apa yang Terjadi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.