Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obyek Wisata Mangrove Jembatan Api-api Kulon Progo Rusak, Tak Bangkit Pasca-Covid-19

Kompas.com - 05/04/2024, 16:09 WIB
Dani Julius Zebua,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Sepi dan hampir mati. Begitulah kondisi terkini obyek wisata Mangrove Jembatan Api-Api (MJAA) di Padukuhan Pasir Kadilangu, Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jembatan bambu sepanjang 600 meter yang berada di antara rimbunnya mangrove jenis api-api (Avicennia) tampak rusak dan tidak terawat. Semua spot foto pun telah musnah.

Baca juga: Wisata Mangrove Jambi Diapresiasi, Serap Karbon 6 Kali Lipat Tanaman Biasa

Meniti jembatan yang membentang di atas rawa air payau itu bikin hati risau. Takut jatuh karena salah langkah memijak bambu atau kayu yang terasa sangat rapuh.

Ini salah satu ironi dunia pariwisata di Kulon Progo yang tidak mampu bangkit pasca-pandemi Covid-19.

“Mempertahankan, apalagi untuk mengembangkan konten-konten sudah berat. Sangat (berat),” kata Suprianto, pengelola MJAA, Jumat (5/4/2024).

Mangrove Jembatan Api-Api terkenal dengan wisata yang mengkombinasikan hutan mini mangrove, anak Sungai Bogowonto yang membelah hutan, tambak-tambak udang jenis vaname, serta pantai selatan yang menghadap laut lepas Samudera Hindia.

Semua potensi itu terhubung dengan jembatan bambu yang dibuat berliku, dibentuk pola hati, menerobos rimbun bakau, membentuk labirin mini, maupun 4 jembatan besar untuk menyeberangi sungai yang lebarnya sekitar 80 meter itu.

Jembatan dilengkapi menara pantau di beberapa titik, jembatan gantung, gazebo-gazebo untuk pasangan muda-mudi yang ingin mojok, hingga aula terbuka bentuk joglo di antara bakau untuk istirahat rombongan keluarga.

“Itu dulu ada (jembatan yang di atasnya ada) menara Malaysia. Kalau pagi tanpa awan, bisa melihat merapi dari atas menara,” kata Suprianto.

Baca juga: Rekayasa Lalu Lintas Menuju Objek Wisata di Kuta Saat Nataru

Kombinasi jembatan dan keasrian alam pada luasan 5,6 hektar itu membuat segalanya jadi indah dan bagus sebagai latar belakang foto.

Semua karena kreativitas warga yang menambahkan belasan spot foto sehingga mengesankan romantisme, seperti bentuk hati, lorong mangrove, gembok cinta, gitar, dan lainnya.

Suprianto mengenang kejayaan MJAA.

Pernah pada satu masa di akhir 2018, pendapatan kotor MJAA menembus Rp 56 juta dalam satu hari.

Situasi sepi obyek wisata Mangrove Jembatan Api-Api (MJAA) pada Padukuhan Pasir Kadilangu, Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Situasi sepi obyek wisata Mangrove Jembatan Api-Api (MJAA) pada Padukuhan Pasir Kadilangu, Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pengunjungnya datang dari berbagai daerah, bahkan pada musim libur panjang sempat jadi primadona meski lokasinya berada di ujung Barat Kulon Progo, berbatasan dengan Purworejo, Jawa Tengah.

Sebanyak 15 orang terlibat mengelola MJAA. Mereka bisa merekrut empat tenaga administrasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X Duduk Lesehan Bareng Suporter Dukung Timnas U23

Kala Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X Duduk Lesehan Bareng Suporter Dukung Timnas U23

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan Bacawalkot Yogyakarta, Ini Kriterianya...

PDI-P Buka Penjaringan Bacawalkot Yogyakarta, Ini Kriterianya...

Yogyakarta
Jenazah Tanpa Identitas Bertato Kepala Naga Terdampar di Pantai Imorenggo

Jenazah Tanpa Identitas Bertato Kepala Naga Terdampar di Pantai Imorenggo

Yogyakarta
Ikut Penjaringan di Golkar, Pj Wali Kota Yogyakarta Segera Dipanggil Pemprov DIY

Ikut Penjaringan di Golkar, Pj Wali Kota Yogyakarta Segera Dipanggil Pemprov DIY

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Bakal Miliki 'Coworking Space' dan 'Coffee Shop'

Museum Benteng Vredeburg Bakal Miliki "Coworking Space" dan "Coffee Shop"

Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Dilaporkan ke Gubernur DIY dan Mendagri, Ini Penyebabnya

Pj Wali Kota Yogyakarta Dilaporkan ke Gubernur DIY dan Mendagri, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Jelang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Persewaan Proyektor di Gunungkidul Kebanjiran Order

Jelang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Persewaan Proyektor di Gunungkidul Kebanjiran Order

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Jatuh ke Jurang Saat Cari Lobster di Gunungkidul, Pria Asal Lampung Tewas

Jatuh ke Jurang Saat Cari Lobster di Gunungkidul, Pria Asal Lampung Tewas

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Yogyakarta
Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com