Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Demam Berdarah di Yogyakarta Capai Ratusan, 2 Meninggal, Terbanyak di Gunungkidul

Kompas.com - 26/03/2024, 15:17 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kasus demam berdarah (DB) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sampai 23 Maret 2024 tercatat mencapai ratusan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY Setiyo Harini merinci, ratusan kasus DBD di DIY tersebut tersebar di Kota Yogyakarta 45 kasus, Bantul 76 kasus, Kulonprogo 34 kasus, Gunungkidul 311 kasus, dan Sleman 56 kasus.

"Tapi memang angkanya bukan semua demam berdarah semua, kan ada demam berdarah dengue, ada demam dengue. Jadi ini menghitung juga yang demam dengue semua," ujarnya, saat dihubungi Selasa (26/3/2023).

"Itu disebabkan nyamuk yang sama, nyamuk aides juga," imbuhnya.

Baca juga: 90 Warga Jateng Meninggal akibat DBD pada 2024, Berikut Perincian Daerahnya...

Dia menambahkan, kewajiban untuk pelaporan kepada Kementerian Kesehatan yakni hanya difokuskan pada demam berdarah. Tetapi sebagai bentuk kewaspadaan, seluruh kasus didata.

"Iya (paling parah) DBD, bahkan ada yang sampai syok," kata dia.

Untuk kasus pasien yang meninggal dunia imbuhnya, ditemukan di Gunungkidul, dengan total 2 orang meninggal dunia.

"Di Gunungkidul ada yang meninggal 2, tetapi ini masih dilakukan audit kalau dugaan kemarin ada keterlambatan penanganan," katanya lagi.

Baca juga: Dinkes Kulon Progo Catat 70 Kasus Demam Berdarah di Awal 2024

Kasus DBD di Gunungkidul

Cara kerja nyamuk wolbachia untuk mengatasi virus dengue diawali dengan memasukkan bakteri wolbachia ke dalam telur Aedes aegypti ini. Pexel.com Cara kerja nyamuk wolbachia untuk mengatasi virus dengue diawali dengan memasukkan bakteri wolbachia ke dalam telur Aedes aegypti ini.

Menurutnya, kasus demam berdarah dengue (DBD) dapat berdampak fatal hingga menyebabkan kematian apabila pasien terlambat ditangani.

"Kena DBD itu bisa sehat asalkan kuat, daya tahan tubuh kuat. Seperti Covid-19 lah hampir sama," kata dia.

Sebagai pencegahan, perlu kembali diaktifkan program jumantik atau pemantau jentik nyamuk, dengan cara satu rumah satu jumantik.

"Gerakan satu rumah satu jumantik, entah itu ibunya atau siapa di situ bisa satu agen harusnya melaporkan ke kadernya, nanti kadernya berjenjang melaporkan ke puskesmas," kata dia.

Baca juga: Waspada, Kasus Demam Berdarah di Demak Terus Meningkat

Dibandingkan tahun lalu, kasus DBD di tiap-tiap daerah berbeda-beda tidaklah sama. Ada yang mengalami kenaikan sampai 2 kali lipat, ada pula yang tidak.

Secara keseluruhan, pihaknya mengeklaim kasus demam berdarah di luar Gunungkidul masih terkendali.

"Gunungkidul mungkin banyak sekali, terlambat (ada kasus 2 orang meninggal dunia) penanganan meninggal, yang lain umumnya cukup terkendali," pungkasnya.

Baca juga: Waspada Demam Berdarah Dengue, Kenali Gejala dan Ciri-cirinya!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Yogyakarta
Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Yogyakarta
Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Sampah Dibuang di Bekas Tambang Gunungkidul, Bupati Sleman: Bukan dari Jasa Pengangkutan Pemerintah

Yogyakarta
Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Pupuk Harga Murah Dijual Keliling di Gunungkidul, Dinas Periksa Kualitasnya

Yogyakarta
Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Klarifikasi Dosen UPN Veteran Yogyakarta soal Dugaan Kekerasan Seksual

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com