YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerapkan zonasi untuk pencegahan penyebaran antraks di beberapa lokasi di Sleman dan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kepala Dinas DPKP DIY, Hery Sulistio Hermawan mengatakan, selain penerapan zonasi, pihaknya telah melakukan beragam cara untuk pencegahan penyebaran antraks di DIY. Mulai dari inventarisasi kasus, hingga komunikasi dengan Dinas Kabupaten di Sleman, Gunungkidul, dan juga Klaten, Jawa Tengah.
"Nah, kita menyiapkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rangka penanggulangan supaya itu tidak menyebar," ucapnya, Kamis (14/3/2024).
Baca juga: Muncul Lagi di Gunungkidul, Apa Itu Antraks?
Dalam inventarisasi kasus tersebut, pihaknya juga menyiapkan berbagai obat-obatan untuk hewan ternak yang berada di daerah paparan antraks seperti menyiapkan dan memberikan vitamin, vaksinasi, dan melakukan disinfektan.
"Termasuk menyepakati dilakukan zonasi artinya dengan zonasi itu kita melakukan klasifikasi daerah-daerah yang memang merah harus ditangani serius, kuning daerah-daerah yang harus diantisipasi jangan meluas ke sana. Daerah hijau, daerah-daerah yang aman," paparnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Hendra Wibawa menambahkan, dari hasil pemeriksaan diketahui terdapat dua pemilik hewan ternak terkonfirmasi antraks yakni di wilayah Gayamharjo, Prambanan, Sleman, DIY, serta Serut, Gedangsari, Gunungkidul, DIY.
"Walaupun itu di dua kabupaten, tetapi jaraknya tidak jauh, radiusnya tidak lebih dari 200 meter. Kalau kita mau menetapkan zonasi yang harus ditangani yang merah itu tadi," kata dia.
Baca juga: 5 Fakta Kasus Antraks di Gunungkidul: Warga Konsumsi Sapi yang Sudah Dikubur, 87 Orang Positif
Untuk area yang masuk zona merah menurutnya, harus mendapatkan perhatian lebih seperti jika terdapat hewan ternak di area merah harus segera diberikan antibiotik dan dilakukan vaksinasi.
Dia menambahkan, di area tersebut sebelumnya tidak ada riwayat antraks.
Terkait sumber paparan, BBVET Wates kesulitan untuk melacaknya karena bisa melalui berbagai macam cara.
"Kalau di daerah itu tidak ada riwayat sebelumnya, belum ada. Biasanya penyebab awal itu agak susah identifikasi tapi penyebaran faktor risikonya dari rumput yang tercemar," kata dia.
Baca juga: Sempat Mewabah di Gunungkidul, Ini Bahaya Antraks bagi Manusia dan Hewan Ternak
Selain dari pakan penyebaran, juga bisa terjadi melalui gaduh ternak.
Gaduh ternak adalah pemilik hewan ternak mempercayakan hewannya kepada seseorang dengan imbalan bagi hasil.
"Mungkin saling gaduh ternak ternak sakit digaduhkan. Ada ternak sakit dipotong kemudian diberikan ke warganya," kata dia.
Henda menambahkan, untuk sementara waktu, lalu lintas hewan ternak di zona merah untuk diisolir sementara waktu.
"Lalu lintasnya iya, harus dibatasi tidak boleh keluar sementara ini," kata dia.
Baca juga: Antraks Menyebar di Gunungkidul, Ini Penyebab, Gejala dan Pencegahannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.