KULON PROGO, KOMPAS.com - Ribuan orang berebut gunungan pada gelaran Nyadran Agung 2024 yang berlangsung di alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (6/3/2024).
Setiap orang mengambil isi gunungan semampu mereka memuatnya dengan tangan atau tas bawaan.
Gunungan itu berupa hasil bumi, sayur, buah, kerajinan bahkan produksi massal pabrik, atau panganan yang disusun mengerucut seperti gunung.
Semua berasal dari hasil bumi dan olahan warga Kulon Progo sendiri.
Baca juga: Saat Warga Kulon Progo Berebut Puluhan Gunungan Hasil Bumi di Nyadran Agung 2024...
Warga datang dari berbagai daerah di luar kota maupun kampung-kampung terdalam di Kulon Progo.
Warga rela berdesakan dan bersusah payah demi mendapatkan hasil bumi di depan mereka. Semua gunungan habis dalam sekejap.
Masriah (30), asal Dusun Gunung Pentul, Karangsari, salah satu warga yang ikut ngalap berkah tampak memenuhi tas plastik dengan kacang panjang, wortel hingga timun.
Masriah meyakini, nyadran dari hasil bumi memiliki berkah bagi kehidupannya.
“Mau dimasak. Biar dapat berkah, kan ada doanya,” kata Masriah, Rabu (6/3/2024).
Baca juga: Mengintip Tradisi Nyadran di Karanggude Kulon Banyumas, Sembelih Kambing dan Doa Bersama
Baca juga: Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Gelar Shalat Tarawih Malam Ini, Mbah Benu: Ini Masalah Keyakinan
Sebanyak 20 gunungan yang diperebutkan warga.
Gunungan itu persembahan kantor-kantor kapanewon atau kecamatan, lima dari BUMD dan satu dari BUMN PT Angkasa Pura I (Persero), pengelola Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA).
Selain itu, ada beberapa gunungan lain yang terlihat berbeda, yakni gunungan kue apem dan gunungan nasi tumpeng.
Awalnya, puluhan gunungan diarak dengan jalan kaki oleh pasukan bregada mulai dari depan Kantor DPRD Kulon Progo ke plengkung Gebleg Renteng di depan alun-alun pada pukul 14.00 WIB.
Warga sudah menyemut di acara ini sejak pukul 13.00 WIB. Mereka mengelilingi setelah puluhan gunungan tiba satu jam kemudian.