YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto angkat bicara soal pernyataan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listiyo Sigit terkait estafet kepemimpinan.
Hasto mengatakan PDI-P sering mendapatkan laporan dari kader partainya dan kepala daerah yang mendapatkan intimidasi.
Menurut dia, seharusnya hal itu yang harus segera ditindaklanjuti oleh polisi, bukan menyampaikan hal kontroversial.
"PDI Perjuangan sudah menerima begitu banyak laporan termasuk dari kader partai dari kepala daerah dari kepala desa yang diintimidasi. Itu yang seharusnya dijawab bukan tentang kesinambungan kepemimpinan," ucap dia ditemui setelah rapat internal partai di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (13/1/2024).
Baca juga: Capres 01 dan 03 Makin Mesra, Hasto Kristyanto: Kita Bangun Kemerdekaan karena Tertindas
Keberlanjutan negara disebut Hasto merupakan hal yang wajib untuk diwujudkan.
"Hukumnya wajib bahwa negara ini harus berkelanjutan suistablity of leadership itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Kepolisian juga wajib mewujudkan tertib hukum agar rakyat dapat menyampaikan hak suaranya dengan aman.
Polisi pun wajib memberikan jaminan ketertiban perlindungan hukum.
"Menanggapi pernyataan dari kapolri apak Sigit yang banyak dipersepsikan oleh publik sepertinya memberikan dukungan kepada calon tertentu dengan mengatakan kesinambungan kepemimpinan. Ya bagi kami itu merupakan suatu kritik dari publik," jelasnya.
Baca juga: Kapolri Bicara Estafet Kepemimpinan, Pesan Kosong yang Timbulkan Asumsi Negatif
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebutkan, Pemilu 2024 adalah untuk mencari sosok pemimpin yang bisa melanjutkan kepemimpinan saat ini.
"Yang kita cari adalah pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan," ujar Sigit dalam Perayaan Natal Mabes Polri 2023 seperti dilihat dalam kanal YouTube Divisi Humas Polri, Kamis (11/1/2024).
"Bukan karena perbedaan, akhirnya bukan pemimpin yang kita cari, tapi yang kita pelihara perbedaan terus dan kemudian itu kita bawa dalam konflik," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.