YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) membeberkan hasil penelusuran terkait adanya informasi melarang Anies Baswedan hadir sebagai pembicara di acara diskusi yang digelar di Auditorium MM Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
"Jadi, hasil penelusuran kita memang prosesnya itu agak sedikit ada dari sisi technicality yang agak bermasalah ya," ujar Sekretaris Universitas Gadjah Mada (UGM) Andi Sandi, saat dihubungi, pada Senin (20/11/2023).
Andi mengatakan, awalnya, izin acara sudah diberikan senjak 3 November 2023. Sebab, di awal acara akan digelar 9 November 2023.
Baca juga: Relawannya Banyak yang Diintimidasi, Gibran: Kami Diam-diam Saja
"Nah, sampai tanggal 13 itu ada perubahan akhirnya pindah tanggal 17. Tanggal 16 H-1 karena teman-teman UGM itu melihat ada flyer (pamflet) nah teman-teman MM itu bertanya kepada panitia, minta rundown," ungkap dia.
Rundown kemudian dikirimkan oleh panitia acara. Namun, menurut Andi, di rundown tersebut tidak ada nama Anies Baswedan sebagai pembicara.
Tetapi, setelah pamflet acara tersebut keluar, baru terdapat pembicara Anies Baswedan.
"Nah, rundown yang dikirim panitia itu tidak ada daftar nama Mas Anies enggak ada, tapi di flyer itu sudah ngomong," tutur dia.
Kemudian muncul pesan melalui chat kepada panitia. Andi mengatakan, orang yang mengirim pesan tersebut bukan dari rektorat, namun dari MM UGM.
Maksud dari pesan tersebut, ingin menyampaikan kepada panitia jika ada perubahan dan mendatangkan pembicara Anies Baswedan agar memberitahu.
Sebab, status Anies Baswedan saat ini adalah calon presiden.
"Jadi, Beliau itu menyampaikan kalau ada perubahan seperti ini, maksudnya ada calon yang datang itu mbok kita diberi tahu karena mereka sebagai unit itu harus report, karena UGM itu punya SOP. Cuma perlu digarisbawahi bahwa acara ini adalah acara akademik. Nah kalau dalam konteks akademik ya boleh saja, enggak ada larangan," tegasnya.