Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencak Malioboro Festival, Ajang Kenalkan Pencak Silat pada Warga

Kompas.com, 12 November 2023, 06:30 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pencak Silat sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda sejak tahun 2019 oleh UNESCO di acara Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang berlangsung di Kolombia.

Namun, setelah ditetapkannya sebagai warisan budaya tak benda guru-guru Pencak Silat masih ada yang tidak memiliki murid, sehingga berdampak pada perekonomian guru pencak silat.

Nah, acara Pencak Malioboro Festival ke 7 diharapkan dapat memperbaiki perekonomian guru pencak silat.

Baca juga: Sejarah Pencak Silat di Indonesia

Panitia acara Pencak Malioboro Festival ke 7, Arif Baskoro mengatakan masih banyak ditemui perguruan yang mati karena tak ada murid. Adanya festival ini diharapkan mampu menarik minat masyarakat kembali belajar pencak silat.

"Efek dari Pencak Malioboro Festival banyak perguruan yang cerita ke kami, perguruan yang tadinya mati tidak ada murid sama sekali akhirnya ada murid yang datang," kata Arif, Sabtu (11/11/2023).

Pada acara ini digelar workshop pencak silat, untuk memperkenalkan kekhasan masing-masing perguruan pencak silat, hingga menarik minat banyak orang belajar pencak silat.

"Bahkan guru-guru di Kalimantan punya murid itu sampai ke luar negeri, keliling Eropa, dan Amerika," katanya.

Selain menggelar workshop, pada acara ini juga digelar bazar. Dari bazar yang digelar ini dapat memberikan inspirasi bagi guru Pencak Silat untuk mengembangkan ekonomi dari pernak-pernik Pencak Silat.

"Bazar ini cara kita mengedukasi guru untuk meningkatkan ekonomi dari material-material dari pencak silat," kata dia.

Pencak Malioboro Festival juga sebagai ajang untuk mematahkan stigma-stigma negatif yang beredar di masyarakat terutama di Yogyakarta.

"Di Yogyakarta ini semua perguruan menjadi satu, yang katanya di luar (Yogyakarta) berantem, di Yogyakarta buktinya bisa bareng-bareng," kata dia.

Kurang lebih terdapat 50 perguruan Pencak Silat yang mengikuti Pencak Malioboro Festival yang berasal dari berbagai daerah baik itu di lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) maupun luar DIY.

"Ada dari Bandung, Karawang, Jakarta, sekitar Yogyakarta banyak," kata dia. "Aliran juga banyak, kalau total peserta hampir 500," sambung dia.

Pencak Malioboro Festival melombakan beberapa ketegori seperti lomba koreografi anak.

Salah satu guru Pencak Silat Abdur Rasyid mengatakan mempelajari silat tradisional memiliki manfaat bagi kehidupan sehari-hari, misalnya untuk pembentukan karakter, melatih kesabaran, melatih ketenangan, dan memberikan dampak positif kesehatan.

"Dalam silat tradisional tidak semata-mata bela diri, tetapi untuk melestarikam warisan leluhur, melatih kesabaran," kata dia.

Menurut dia, dalam melatih murid saat ini terdapat perbedaan jika dibanding dengan zaman dahulu.

"Kalau sekarang saya sampai melatih ke tempat murid selama terjangkau lokasinya," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau