Salin Artikel

Pencak Malioboro Festival, Ajang Kenalkan Pencak Silat pada Warga

Namun, setelah ditetapkannya sebagai warisan budaya tak benda guru-guru Pencak Silat masih ada yang tidak memiliki murid, sehingga berdampak pada perekonomian guru pencak silat.

Nah, acara Pencak Malioboro Festival ke 7 diharapkan dapat memperbaiki perekonomian guru pencak silat.

Panitia acara Pencak Malioboro Festival ke 7, Arif Baskoro mengatakan masih banyak ditemui perguruan yang mati karena tak ada murid. Adanya festival ini diharapkan mampu menarik minat masyarakat kembali belajar pencak silat.

"Efek dari Pencak Malioboro Festival banyak perguruan yang cerita ke kami, perguruan yang tadinya mati tidak ada murid sama sekali akhirnya ada murid yang datang," kata Arif, Sabtu (11/11/2023).

Pada acara ini digelar workshop pencak silat, untuk memperkenalkan kekhasan masing-masing perguruan pencak silat, hingga menarik minat banyak orang belajar pencak silat.

"Bahkan guru-guru di Kalimantan punya murid itu sampai ke luar negeri, keliling Eropa, dan Amerika," katanya.

Selain menggelar workshop, pada acara ini juga digelar bazar. Dari bazar yang digelar ini dapat memberikan inspirasi bagi guru Pencak Silat untuk mengembangkan ekonomi dari pernak-pernik Pencak Silat.

"Bazar ini cara kita mengedukasi guru untuk meningkatkan ekonomi dari material-material dari pencak silat," kata dia.

Pencak Malioboro Festival juga sebagai ajang untuk mematahkan stigma-stigma negatif yang beredar di masyarakat terutama di Yogyakarta.

"Di Yogyakarta ini semua perguruan menjadi satu, yang katanya di luar (Yogyakarta) berantem, di Yogyakarta buktinya bisa bareng-bareng," kata dia.

Kurang lebih terdapat 50 perguruan Pencak Silat yang mengikuti Pencak Malioboro Festival yang berasal dari berbagai daerah baik itu di lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) maupun luar DIY.

"Ada dari Bandung, Karawang, Jakarta, sekitar Yogyakarta banyak," kata dia. "Aliran juga banyak, kalau total peserta hampir 500," sambung dia.

Pencak Malioboro Festival melombakan beberapa ketegori seperti lomba koreografi anak.

Salah satu guru Pencak Silat Abdur Rasyid mengatakan mempelajari silat tradisional memiliki manfaat bagi kehidupan sehari-hari, misalnya untuk pembentukan karakter, melatih kesabaran, melatih ketenangan, dan memberikan dampak positif kesehatan.

"Dalam silat tradisional tidak semata-mata bela diri, tetapi untuk melestarikam warisan leluhur, melatih kesabaran," kata dia.

Menurut dia, dalam melatih murid saat ini terdapat perbedaan jika dibanding dengan zaman dahulu.

"Kalau sekarang saya sampai melatih ke tempat murid selama terjangkau lokasinya," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/11/12/063000078/pencak-malioboro-festival-ajang-kenalkan-pencak-silat-pada-warga

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com