Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran Kosongkan Jadwal Blusukan karena Banyak Tamu di Solo

Kompas.com, 4 November 2023, 10:20 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, disebut mengosongkan jadwal blusukannya pada akhir pekan ini karena banyaknya tamu yang datang ke Solo.

Salah satu tamu yang dimaksud adalah Habib Jindan bin Novel yang datang untuk Salat Jumat di Masjid Raya Sheikh Zayed.

"Iya (dikosongkan) karena banyak tamu di Solo, ulama, Habib Jindan, waktu ketemunya di Masjid Raya Sheikh Zayed, habis jumatan," kata Koordinator Relawan Gibran, "Bolone Mase", Kuat Hermawan Santoso, Jumat (3/11/2023), dikutip dari TribunSolo.com.

Meski saat ini Gibran telah menyandang status sebagai bakal calon wakil presiden (Bacawapres), Kuat mengatakan, dia tetaplah Wali Kota Solo yang sudah seharusnya turut menyambut para tamu yang datang.

Apalagi, dia menambahkan, saat ini sedang ada acara Haul ke-112 Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi, di Solo, Jawa Tengah (Jateng), yang digelar sejak Rabu (1/11/2023) hingga Minggu (5/11/2023).

Baca juga: Mahfud MD: yang Penting Indonesia Menjadi Lebih Baik Sesudah Pemilu

"Karena ini ada Haul Habib Ali, banyak tokoh datang ke Solo. Selaku wali kota kan tuan rumah. Paling (Gibran) agendanya di sekitar Solo saja," ujar Kuat.

Sementara itu, Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Munajat menyampaikan, Gibran tak hanya bertemu dengan Habib Jindan di masjid tersebut.

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu juga bertemu Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi atau yang dikenal juga dengan nama Habib Ali Kwitang, serta Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani.

"Kalau tadi tanya-tanya tentang Masjid (Raya Sheikh Zayed), dan tentang pembangunan cultural center," ucap Munajat.

"(Mereka juga memanjatkan) Doa untuk negara tentram damai. Masjidnya bagaimana, kegiatannya bagaimana," imbuhnya.

Baca juga: Wahyuni Kaget Rumah Kontrakannya Digunakan untuk Produksi Narkoba Keripik Pisang

Gibran harus naikkan tingkat pengenalan publik

Pengamat politik, Saiful Mujani menilai, Gibran sekarang perlu menaikkan tingkat pengenalan publik kepadanya agar dapat membantu meningkatkan elektabilitas Bacapres Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto.

Berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) 2-8 Oktober 2023 yang dikutipnya, Saiful menjelaskan, tingkat pengenalan publik terhadap Gibran sudah cukup tinggi, yakni mencapai 71 persen.

Akan tetapi, angka tersebut masih terlalu jauh dengan tingkat pengenalan publik kepada Prabowo yang mencapai 96 persen.

Dengan demikian, menurutnya, Gibran perlu mengejar tingkat pengenalan Prabowo agar mampu meningkatkan elektabilitas keduanya.

“Kalau dia (Gibran) ingin memberi sumbangan (suara), (tingkat) ke-dikenal-annya minimal harus sama dengan Prabowo agar tidak tersubordinasi,” pungkas Saiful dalam keterangannya, Jumat (3/11/2023).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau