Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Anggota DPR Aniaya Pacar hingga Tewas, Cak Imin Siap Advokasi Korban

Kompas.com - 11/10/2023, 15:13 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Gregorius Ronald Tannur, putra anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ditetapkan tersangka dalam kasus penganiayaan Dini Sera Afrianti hingga korban meninggal dunia.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menegaskan posisi partainya berpihak kepada korban dan siap memberikan advokasi kepada keluarga korban.

"PKB pada posisi berpihak kepada korban," ujar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar usai menghadiri acara Temu Juang di University Club (UC) Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Polisi Akhirnya Pakai Pasal Pembunuhan dalam Kasus Anak DPR RI Aniaya Pacar

Muhaimin menyampaikan kesiapanya untuk memberikan advokasi kepada keluarga korban jika dibutuhkan. Namun saat ini belum ada komunikasi dengan keluarga korban.

"Ya kalau dibutuhkan kami siap (mengadvokasi keluarga korban). Kami belum komunikasi dengan keluarga korban. Tapi intinya tentu komunikasi berikutnya korban minta bantuan apa kami siapkan," tandasnya.

PKB telah menonaktifkan Edward Tannur, ayah Gregorius Ronald, dari Komisi IV DPR RI. Terkait nasib Edward Tannur, Muhaimin menuturkan masih menunggu proses hukum.

"Ya masih kita tunggu proses kebutuhanya apa. Kalau kebutuhanya supaya kewibawaan orangtuanya tidak mengganggu secara objektif proses hukum itulah di nonaktifkan. Dinonaktifkan artinya polisi tidak perlu khawatir dalam memproses," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Putra Anggota DPR RI Edward Tannur, Gregorius Ronald Tannur ditetapkan tersangka setelah menganiaya kekasihnya sampai meninggal dunia.

Anggota DPR RI Edward Tannur mengaku pasrah dengan keputusan PKB yang menonaktifkannya dari anggota komisi IV DPR RI.

"Saya dinonaktifkan dari Komisi IV DPR oleh partai, saya menerima," kata anggota DPR dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur itu kepada wartawan di Surabaya, Selasa (10/10/2023) malam.

Dia menyebutkan penonaktifan itu buntut kasus hukum putranya yang melakukan penganiayaan kepada perempuan warga Sukabumi, Jawa Barat hingga tewas pekan lalu di Surabaya

"Saya selalu dikait-kaitkan melakukan inrervensi hukum atas kasus anak saya. Saya bilang, ya sudahlah saya terima. Padahal saya tidak melakukan intervensi apa pun," kata dia.

"Saya merasa tersandera, nama saya dikait-kaitkan," lanjutnya.

Meski demikian, Edward tetap menerima dan akan terus memberi dukungan moril kepada anaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com