Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Kembar Dibuang di Sleman, Polisi Telusuri CCTV untuk Temukan Pelakunya

Kompas.com, 15 September 2023, 15:42 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polisi masih terus menyelidiki untuk menemukan orang yang telah membuang dua bayi di Sungai Buntung, Dusun Krasakan, Kalurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Selain meminta keterangan saksi-saksi, polisi juga menelusuri CCTV.

Kapolsek Berbah Kompol Parliska Febrihanoto mengatakan masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap orang yang telah membuang dua bayi tersebut.

Pihaknya juga telah meminta keterangan saksi-saksi terkait penemuan dua bayi tersebut.

Baca juga: Bayi Kembar yang Ditemukan Mengapung di Sungai Buntung Sleman Diduga Meninggal 24 Jam Sebelumnya

"Kami berusaha mencari info, klinik, bidan, rumah sakit yang pernah memeriksa ibu hamil yang dimungkinkan kembar dan HPL sekitar September," ujar Parliska Febrihanoto, Jumat (15/9/2023).

Selain meminta keterangan saksi dan mengumpulkan informasi dari klinik hingga rumah sakit, Polisi juga menelusuri CCTV. Terutama CCTV yang ada di akses jalan menuju ke lokasi ditemukanya dua bayi tersebut. "Kami juga sedang menelusuri CCTV jalur ke TKP," tegasnya.

Parliska menyampaikan dua bayi diduga kembar tersebut besar kemungkinan tidak hanyut terbawa arus sungai. Namun memang dibuang di lokasi tersebut.

"Dibuang di sungai tersebut, karena air di sebelah selatan mandek. Kalau sebelah utara akan mengalir ke irigasi," ucapnya.

Dari hasil pemeriksaan dokter, lanjut Parliska, kematian dua bayi tersebut lebih dari 24 jam. Dua bayi diduga kembar tersebut, saat ini sudah dimakamkan.

"Kami makamkan di TPU Seyegan, rekomendasi dari Dinsos Sleman," pungkasnya.

Baca juga: Bayi Terbungkus Goodie Bag Merah Ditemukan di Bawah Jembatan Kali Elon Pemalang

Diberitakan sebelumnya, dua bayi yang diduga kembar ditemukan mengapung di aliran Kali Buntung, Dusun Krasakan, Kalurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman Kamis (14/09/2023). Dari pemeriksaan, masih terdapat ari-ari di bayi tersebut.

Kapolsek Berbah Kompol Parliska Febrihanoto menjelaskan, awalnya sekitar pukul 10.00 WIB, ada warga yang hendak memancing di Kali Bintung.

"Awalnya ada orang memancing di Kali Buntung. Dia melihat dua bayi mengapung di sungai," ujar Kompol Parliska Febrihanoto saat dihubungi, Kamis (14/9/2023).

Melihat ada dua bayi yang mengapung di aliran Kali Buntung, pemancing tersebut kemudian melapor ke Polsek Berbah. Mendapatkan laporan, Polisi lantas mendatangi lokasi penemuan.

"Polsek Berbah bersama Inafis Polreta Sleman, dibantu PMI, dan Puskesmas Berbah langsung ke lokasi. Melakukan olah TKP dan mengevakuasi bayi yang mengapung," ucapnya.

Baca juga: Kasus Bayi Tertukar di Bogor, Perawat dan Bidan Diperiksa Polisi

Parliska menuturkan dua bayi ditemukan dalam posisi mengapung berdekatan. Jarak kedua bayi tersebut sekitar setengah meter. Saat ditemukan kedua bayi dalam kondisi meninggal dunia.

"Diprediksi itu bayi kembar, tapi itu sementara prediksi kami. Semuanya sudah kami kirim ke RS Bhayangkara untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut oleh ahlinya," tuturnya.

Dari pemeriksaan didapati dua bayi tersebut berjenis kelamin perempuan. Diduga dua bayi yang ditemukan tersebut belum lama dilahirkan. Sebab masih terdapat ari-ari di kedua bayi tersebut.

Parliska mengungkapkan saat ditemukan tubuh kedua bayi masih lemas. Kondisinya juga masih belum ada pembusukan.

"Dari pemeriksaan awal tadi, saat kita mengangkat kondisi bayi belum kaku, jadi masih lemas dan masih utuh dalam arti secara fisik utuh," tegasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau