Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Penutupan TPA Piyungan, Kota Yogyakarta Darurat Sampah, Bau Tak Sedap Mulai Mengganggu Warga

Kompas.com - 25/07/2023, 08:07 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dampak penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mulai terlihat. Timbunan sampah mulai menghiasi beberapa sudut Kota Yogyakarta.

Informasi penutupan TPA Regional Piyungan ini bermula pada tanggal (21/7/2023). Pada saat itu, terbit surat edaran (SE) Pemerintah DIY yang ditujukan kepada pemerintah kabupaten/kota. 

Di dalam surat tersebut tertulis bahwa TPA Regional Piyungan akan ditutup dari tanggal 23 Juli hingga 5 September 2023. 

"Berdasarkan hasil kesepakatan Rapat Sekda Pemda DIY dengan Sekda Pemda Kabupaten Sleman, Sekda Pemda Kabupaten Bantul, dan Sekda Pemkot Yogyakarta serta dikarenakan lokasi zona eksisting TPA Regional Piyungan yang sudah sangat penuh dan melebihi kapasitas maka pelayanan sampah di TPA Regional Piyungan tidak dapat dilakukan mulai tanggal 23 Juli 2023 sampai 5 September 2023. Mohon kerjasama kabupaten/kota untuk mengambil langkah- langkah penanganan sampah secara mandiri di wilayah masing-masing. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih," demikian isi surat nomor 658/8312 yang  ditandatangani oleh Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono, Jumat (21/7/2023).

Baca juga: TPA Piyungan Tutup Sementara, Tanah Kas Desa di Cangkringan Tampung Sampah Sleman dan Yogya

Surat tersebut dibenarkan oleh Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda DIY Ditya Nanaryo Aji.

"Intinya surat tersebut benar adanya," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (21/7/2023).

Alasan penutupan TPA Regional Piyungan ditutup telah tertera di dalam SE Pemda DIY. Di dalam surat itu, disebutkan bahwa sampah di TPA Regional Piyungan sudah sangat penuh dan melebihi kapasitas.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan saat ini di TPA Regional Piyungan sedang proses pemadatan sampah. Pemadatan dilakukan karena tinggi sampah sekarang sudah melebihi dari batas aman.

"Harusnya kan 14 meter, tapi tingginya sekarang 16 atau 26 meter. Sehingga sudah overload," katanya, saat ditemui di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (24/7/2023).

Sampah menggunung di Kota Baru

Dampak ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan mulai dirasakan oleh warga Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah terlihat di Jalan Serma Taruma Ramli atau Jalan Ungaran yang berada di kawasan Kotabaru, Kota Yogyakarta, DIY. Sampah-sampah tersebut juga menutupi trotoar jalan. 

Salah satu warga Jalan Ungaran, Suryo Kumoro mengungkapkan sampah mulai menggunung di bak sampah dekat rumahnya saat Jumat (21/7/2023).

"Dari Jumat sudah menumpuk. Kalau dilarang (membuang sampah) ya angel (sulit)," kata dia saat ditemui di rumahnya, Senin (24/7/2023).

Baca juga: Kurangi Sampah Buntut TPA Piyungan Ditutup, Bupati Bantul: Tak Ada Lagi Makan Siang Saat Rapat

Suryo menyebut yang membuang sampah di pinggir jalan bukanlah warga sekitar Jalan Ungaran. Dia mengatakan warga luar datang atau lewat lalu membuang sampah tak jauh dari rumahnya.

"Ada yang sedang nganter anak sekolah tahu-tahu buang," katanya.

Kondisi tersebut membuatnya tak nyaman karena bau sampah sampai memasuki rumahnya. Tidak hanya bau, lalat juga banyak yang berterbangan di rumahnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com