Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Abdi Dalem Keraton Yogyakarta: Tugas, Pangkat, Pengangkatan, hingga Pemberhentian

Kompas.com - 05/07/2023, 10:01 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta memiliki abdi dalem yang bertugas menjalankan tugas operasional pada setiap organisasi di keraton.

Hal ini bermula setelah diproklamasikan pendirian Keraton Yogyakarta pada tanggal 13 Maret 1755, yang kemudian memunculkan kebutuhan aparatur negara yang berasal baik dari golongan sipil maupun militer.

Abdi dalem Keraton Yogyakarta menjadi aparatur sipil, sedangkan prajurit keraton menjadi aparatur militernya.

Baca juga: Kisah Abdi Dalem Mertolulut, Algojo Keraton Yogyakarta yang Melakukan Eksekusi Atas Perintah Raja

Dilansir dari laman kratonjogja.id, ciri khas abdi dalem Keraton Yogyakarta terletak pada pakaian busana khas yang disebut busana peranakan.

Semua abdi dalem Keraton Yogyakarta mengenakan pakaian yang sama saat menjalankan tugas dan tanpa mengenakan alas kaki.

Untuk menekankan kesetaraan tanpa perbedaan derajat dan pangkat, para abdi dalem Keraton Yogyakarta berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Bagongan yang berbeda dengan Bahasa Jawa pada umumnya.

Baca juga: Kisah Makam Tumenggung Endranata yang Diinjak-injak Peziarah di Pajimatan Imogiri

Selain itu, abdi dalem wanita tidak boleh memakai perhiasan dengan tujuan untuk meniadakan perbedaan status ekonomi, sehingga semua abdi dalem akan setara kedudukannya.

Di samping itu, di dalam lingkungan keraton, abdi dalem akan dipanggil dengan sebutan “kanca” yang berarti teman atau saudara.

Baca juga: Sejarah Kretek Kewek, Jembatan Legendaris di Yogyakarta yang Semula Bernama ‘Kerk Weg’

Tugas Abdi Dalem Keraton Yogyakarta

Selain menjalankan tugas operasional pada setiap organisasi di keraton, abdi dalem juga menjadi ‘abdi budaya’,yang bermakna sebagai orang yang bisa dan mampu memberi suri tauladan bagi masyarakat luas.

Hal ini membuat para abdi dalem dituntut harus bisa menjadi contoh kehidupan di masyarakat, bertindak berdasarkan unggah-ungguh dan paham akan tata krama.

Dalam melaksanakan tugasnya, para abdi dalem Keraton Yogyakarta terikat dengan credo Watak Satriya yang dicetuskan oleh pendiri Keraton Yogyakarta, Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Credo Watak Satriya tersebut diantaranya adalah :

  • Nyawiji: total, fokus dan selalu berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Greget: penuh penghayatan dan penjiwaan
  • Sengguh: percaya diri
  • Ora mingkuh: tidak gentar menghadapi ujian dan hambatan.

Abdi Dalem Keraton Yogyakarta membawa uborampe atau sesaji Gunungan Syawal menuju Masjid Gedhe Kauman, Kraton, Yogyakarta, Selasa (3/5/2022). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah Abdi Dalem Keraton Yogyakarta membawa uborampe atau sesaji Gunungan Syawal menuju Masjid Gedhe Kauman, Kraton, Yogyakarta, Selasa (3/5/2022).

Pembagian Golongan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta

Abdi dalem Keraton Yogyakarta dibagi menjadi 2 golongan, yaitu Punakawan dan Kaprajan.

Abdi Dalem Punakawan adalah abdi dalem yang berasal dari kalangan masyarakat umum, sebagai tenaga operasional yang menjalankan tugas keseharian di dalam keraton.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Yogyakarta Upayakan Tambah Volume Pengolahan Sampah di Pihak Swasta

Pemkot Yogyakarta Upayakan Tambah Volume Pengolahan Sampah di Pihak Swasta

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Penjual Kambing di Yogyakarta Siapkan Dokter Pribadi untuk Ternaknya

Jelang Idul Adha, Penjual Kambing di Yogyakarta Siapkan Dokter Pribadi untuk Ternaknya

Yogyakarta
Sekolah di Sleman yang Ingin Gelar 'Study Tour' Harus Izin ke Dinas Pendidikan, Ini Alasannya

Sekolah di Sleman yang Ingin Gelar "Study Tour" Harus Izin ke Dinas Pendidikan, Ini Alasannya

Yogyakarta
Kericuhan Pelajar di Kota Yogyakarta, 6 Sekolah Diserang Gerombolan Siswa dengan Seragam Coret-coret

Kericuhan Pelajar di Kota Yogyakarta, 6 Sekolah Diserang Gerombolan Siswa dengan Seragam Coret-coret

Yogyakarta
DLH Bantul Bingung Tangani Sampah di Jalan Sekitar Gembira Loka, Ini Penyebabnya

DLH Bantul Bingung Tangani Sampah di Jalan Sekitar Gembira Loka, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Cerita Perajin Besi di Gunungkidul Kebanjiran Orderan Jelang Idul Adha

Cerita Perajin Besi di Gunungkidul Kebanjiran Orderan Jelang Idul Adha

Yogyakarta
Soal Tawuran Pelajar di Yogyakarta, Ketum PP Muhammadiyah: Fanatisme Sekolah yang Tinggi

Soal Tawuran Pelajar di Yogyakarta, Ketum PP Muhammadiyah: Fanatisme Sekolah yang Tinggi

Yogyakarta
40 PNS di Kulon Progo Ajukan Cuti karena Mau Naik Haji, Separuhnya adalah Guru

40 PNS di Kulon Progo Ajukan Cuti karena Mau Naik Haji, Separuhnya adalah Guru

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Curi Emas 100 Gram Senilai Rp 100 Juta, Pelaku Sebut 'Nemu' di Kolong Lemari

Curi Emas 100 Gram Senilai Rp 100 Juta, Pelaku Sebut "Nemu" di Kolong Lemari

Yogyakarta
Dipinjami Lahan di Piyungan Selama 3 Tahun, Pemkot Yogyakarta Belum Tentukan Kegunaannya

Dipinjami Lahan di Piyungan Selama 3 Tahun, Pemkot Yogyakarta Belum Tentukan Kegunaannya

Yogyakarta
Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Yogyakarta
Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com