Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tangkap Tiga Pemuda Pelaku Pengeroyokan Anggota PSHT

Kompas.com - 31/05/2023, 20:26 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengamankan tiga orang tersangka kasus penganiayaan warga yang juga anggota PSHT di kawasan Pantai Parangtritis, Bantul, DI Yogyakarta. Polisi masih memeriksa ketiganya.

"Kami Polres Bantul telah mengamankan tiga orang tersangka," kata Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana kepada wartawan di Bantul, Rabu (31/5/2023).

Adapun ketiganya yakni DP (27) dan BA (31), warga Kota Yogyakarta, serta HA (27) warga Jawa Barat tinggal di Gamping, Sleman. Dijelaskannya, untuk kronologi pengungkapan kasus ini, dari Reskrim Polres Bantul membentuk tim gabungan Jatanras.

Baca juga: PSHT dan Warga yang Cekcok di Yogyakarta Berakhir Damai di Kantor Polisi

Unit Reskrim Polsek Kretek melakukan penyidikan dan olah TKP. Selain itu melakukan pengambilan rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.

"Pada hari Selasa (30/5/2023) secara estafet mengamankan pelaku," kata Jeffry.

Jeffry mengatakan, ketiga pelaku masih diperiksa di Mapolres Bantul terkait kejadian itu. Mereka juga mengakui sudah melakukan pemukulan terhadap Ali Susanto.

"Saat ini masih pengembangan. Untuk status tersangka sesuai KTP masih mahasiswa," kata dia.

"Dari interogasi awal, mereka mengakui mereka lah yang melakukan tindakan di muka umum," kata Jeffry.

Ketiga pelaku dijerat dengan pasal 170 KUHP tentan secara bersama-sama melakukan kekerasan dengan ancaman hukuman lima tahun, enam bulan penjara.

Baca juga: Anggotanya Dikeroyok, Perguruan Silat Datangi Mapolres Bantul

Sebelumnya, Ratusan anggota silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) mendatangi Mapolres Bantul, DI Yogyakarta. Senin (29/5/2023). Mereka datang untuk mengawal kasus salah satu anggotanya yang dikeroyok orang.

Sesepuh PSHT, Haryadi mengatakan hari ini dirinya bersama 200 anggota PSHT mendesak agar polisi segera menangkap pelaku pengeroyokan terhadap salah satu anggota PSHT Ali Sutanto, Warga Mancingan, Parangtritis, Sabtu (29/5/2023) malam.

"Kedatangan kami untuk mendesak agar Polisi segera menangkap pelaku pengeroyokan terhadap anggota PSHT," kata Haryadi kepada wartawan di Mapolres Bantul Senin.

Dikatakannya, kejadian itu saat anggota PSHT yang juga warga sekitar mengingatkan kepada kelompok pemuda yang menyelenggarakan hiburan musik di salah satu penginapan di sekitar Pantai Parangtritis.

Namun muncul salah paham dan terjadi pembacokan. "Korban namanya Ali, luka di tangan dan kepala, tangan dijahit 16 dan kepala dijahit 9," kata dia.

Baca juga: Dipicu Dendam Lama, Bocah 16 Tahun di Makassar Dikeroyok Tanpa Ampun, Polisi Tangkap 3 Pelaku

"Kami datang ke Polres Bantul tidak saja mendesak namun juga mendukung penyidik untuk segera menangkap pelaku pengeroyokan dengan senjata tajam," kata Haryadi.

Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengatakan, kedatangan anggota PSHT untuk menyampaikan aspirasinya, agar segera menangkap pelaku. Sudah membuat laporan polisi pada hari Minggu kemarin.

Pihaknya juga melakukan pengecekan terhadap cctv yang ada, dan juga memeriksa saksi. "Secepatnya kita tangkap pelakunya," kata dia.

Dikatakannya, kejadian ini tidak terkait dengan dendam, tetapi karena ada selisih paham antara warga sekitar dengan penyewa. Hal ini karena suara yang bising hingga tengah malam.

Warga mengingatkan untuk dikecilkan volume suara musik. Akhirnya terjadi pengeroyokan menyebabkan seorang warga terluka. "Tidak ada (dendam) spontanitas," kata Ihsan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Yogyakarta
YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

Yogyakarta
Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, 'Rasah Kesusu'

Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, "Rasah Kesusu"

Yogyakarta
Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Yogyakarta
Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com