Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Terjebak Lumpur dan Lolos, Residivis Pencuri Sapi Tertangkap Saat Lebaran

Kompas.com - 02/05/2023, 12:43 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Polisi menangkap A alias P (47) warga Klapagading Kulon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, karena mencoba mencuri sapi milik warga Kalurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul, DI Yogyakarta. 

Kapolres Gunungkidul AKBP Edy Bagus Sumantri menyampaikan, pihaknya mengamankan A saat Idul Fitri, Sabtu (22/4/2023). A diamankan karena melakukan percobaan pencurian sapi milik tetangga kampung halaman pelaku di Kalurahan Jepitu. 

A meminta bantuan tiga temannya menggunakan sebuah mobil pikap dengan plat nomor R 1816 ND berangkat dari Pasar Karanglewas, Purwokerto, Jawa Tengah, pada 11 April 2023 lalu. Adapun tiga orang temannya F, Y, dan B diajak mengambil sapi yang diakui pelaku sebagai milik keluarganya. 

Baca juga: SD Cibinong Bogor Disatroni Pencuri, 22 Peralatan Sekolah Senilai Rp 150 Juta Dibawa Kabur

Keempat orang ini berangkat sampai ke wilayah Jepitu sekitar pukul 01.00 WIB pada 12 April 2023. Mereka mengangkut sapi di kandang di alas Guripan, Kalurahan Jepitu. Namun, saat mengakut sapi, mobil yang digunakan terjebak lumpur, dan beberapa kali diupayakan tidak bisa keluar. 

"Usai beraksi, mobil yang digunakan terjebak lumpur jalanan setempat," kata Edy dalam jumpa pers di Mapolres Gunungkidul, Selasa (2/5/2023). 

Upaya untuk menarik mobil berisi sapi milik warga Jepitu ini tidak berhasil hingga pukul 04.00 WIB. A yang merupakan kelahiran Jepitu ini pamit untuk mencari bantuan kepada warga sekitar.

Edy mengatakan, tiga orang yang diajak mengambil sapi pun percaya. Namun saat mereka menunggu, muncul warga yang curiga lalu melapor ke Polsek Girisubo.

Tiga rekan A sempat diamankan aparat. Namun kemudian dilepas karena ketiganya mengaku tidak tahu-menahu motif sebenarnya dari A yang mengajak mereka.

"Ketiganya juga percaya saja karena A dulunya warga Jepitu," kata dia.

A yang tidak kembali akhirnya pulang, dan diketahui berada di sekitar kandang milik S di alas Semutan, Jepitu, pada Sabtu (22/04/2023). Saat itu, warga curiga dengan gerak gerik pelaku.  

"Ia diamankan setelah warga curiga dengan gerak-geriknya di kandang ternak milik orang lain," kata dia. 

Tersangka A lalu diserahkan ke pihak kepolisian, dan mengakui perbuatannya melakukan pencurian sapi sebelumnya.

Dikatakan Edy, A diketahui sudah 3 kali melakukan aksi pencurian sapi. Pertama pada 2010 silam yang membuat A dipidana 1 tahun penjara di Lapas Kelas IIB Wonosari.

Baca juga: Polda Jabar Sebut Pencuri Laptop di Km 57 Beraksi di 4 Titik dalam Sehari

Lalu A kembali beraksi di tahun 2021. Namun kasus pencurian ternak tersebut tidak dilaporkan oleh warga.

Aksi terakhir dilakukan pada 12 April 2023. A diamankan bersama 1 unit mobil jenis pikap dengan plat R 1816 ND, terpal ukuran 3x4 meter, dan seikat tali tambang. A dikenakan Pasal 363 KUHP Jo 53 KUHP dengan ancaman maksimal 7 atau 9 tahun penjara.

Lurah Jepitu, Sudarta, membenarkan pelaku sudah melakukan pencurian sebanyak tiga kali. Hal ini cukup merasahkan warga. 

"Dengan ditangkapnya dia ini membuat warga tentram. Kebetulan kan kandang ternak warga itu jauh dari pemukiman," kata Sudarta.

Polisi memberikan penghargaan bagi warga dan perangkat Kalurahan yang membantu menangkap pelaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com