Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Harga Tanah di DIY Mahal karena Jadi Tujuan Pensiun

Kompas.com - 10/04/2023, 14:58 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menjadi wilayah tujuan pensiun disebut menjadi pemicu naiknya harga tanah.

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Wiyos Santoso mengatakan kondisi tersebut membuat banyak pembeliyang tidak menawar.

"Karena Jogja jadi jujukan (tujuan) untuk pensiun, banyak yang enggak ngenyang (menawar saat beli tanah)," ucap dia, Senin (10/4/2023).

Menurutnya hal itu membuat warga Yogyakarta kesulitan dalam mendapatkan tanah atau rumah untuk huniannya, karena harga sudah melambung tinggi.

Baca juga: Sultan Ungkap Penyebab Harga Tanah di DIY Mahal: Orang Jakarta kalau Beli Tanah Tidak Menawar

Ia mengaku Pemerintah DIY tidak bisa mengendalikan harga tanah di DIY. Hal ini karena harga tanah mengacu pada prinsip ekonomi. Dalam hal ini permintaan meningkat, sedangkan jumlah barang terbatas, sehingga harga barang akan naik.

"Kita tidak bisa mengendalikan harga tanah, stok terbatas, tidak bertambah. Wajar kalau harga tinggi," ucap dia.

Saat ini banyak warga DIY yang mencari lokasi di pinggiran untuk mendapatkan harga tanah yang sesuai dengan kemampuan.

"Kita harus terima saja. Masyarakat Jogja sulit kita mau mempengaruhi itu (harga). Enggak mungkin, kita sendiri semakin minggir," ujar dia.

Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai kenaikan harga tanah di wilayahnya karena pendatang tak menawar saat melakukan pembelian.

 

"Lha gimana, wong teman-teman Jakarta kalau beli tanah ora ngenyang e (teman-teman Jakarta, kalau beli tanah tidak menawar). Ya harga makin tinggi. Orang Jogja-nya enggak punya rumah," ujar Sultan saat ditemui di Kompleks Kepatihan Kota Yogyakarta, Kamis (6/3/2023).

Sultan mengungkapkan, setiap tahun lahan seluas 200 hektar di DIY beralih fungsi menjadi permukiman atau fasilitas publik.

"Kita lama-lama mepet laut selatan sama mepet Merapi," ujar dia.

Bagi masyarakat yang lahannya terdampak tol atau dibebaskan untuk fasilitas umum lainnya, Sultan berharap dapat mengatur pengeluaran sesuai dengan kebutuhannya.

Baca juga: Harga Tanah di Colomadu Merangkak Naik, Camat Sebut hingga Rp 3 Juta Per Meter

"Punya duit banyak karena tidak pernah lihat habis dikonsumsi. Dalam arti hanya beli mobil enggak bisa di-maintenance untuk hidup lebih baik sejahtera," jelas dia.

Soal adanya masyarakat DIY yang sama sekali tak memiliki rumah, Sultan menyebut bahwa orang Yogyakarta guyub rukun. Sehingga, jika terdapat tiga kepala keluarga dalam satu rumah maka tidak jadi masalah.

"Lho sebetulnya gini masyarakat kita ini guyub. Dalam arti, biarpun itu rumah waris kalau punya anak, tiga kepala keluarga di situ semua kan juga bisa," jelas dia.

Selama ini, menurut dia, di Yogyakarta tidak ada temuan dalam satu keluarga kakak adik saling usir untuk menempati rumah warisan.

"Masyarakat kita ini enggak pernah punya kakak beradik, ini hak ku, adik saya keluar. Kan enggak gitu," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com