Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Keluarga Meredam Kekecewaan Hokky Caraka Setelah Piala Dunia U-20 Batal

Kompas.com, 30 Maret 2023, 14:30 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ribut Budi Suryono (43), ayah dari pemain timnas U-20 Hokky Caraka memiliki cara untuk mengurangi kekecewaan anaknya setelah Piala Dunia U-20 dibatalkan, yakni mengajak liburan.

"Kalau (Hokky) pulang ke rumah tentunya liburan sebisa mungkin liburan satu keluarga," kata Ribut ditemui Kompas.com di rumahnya Padukuhan Susukan 1, Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (29/3/2023).

Ribut mengatakan, kebiasaan ini sering dilakukan agar Hokky bisa berinteraksi dengan keluarga. Selain itu, juga melepaskan kepenatan yang dialaminya selama menjalani training camp.

Baca juga: Piala Dunia U 20 Batal di Indonesia, Ayah Hokky Caraka: Sudah Banyak yang Dikorbankan

Bahkan, kakak, dan adik Hokky harus ikut berlibur bersama. "Ketika dia misalkan habis kena hujat kena Bully, kena hujat selesaikan waktu kumpul dengan keluarga. Bergurau dengan kakak dan adiknya," kata Ribut.

"Ketika kamu malu dibuka dengan publik, ini keluargamu," tambah dia.

Menurut dia, Hokky kuncinya harus bersama keluarga ketika ada masalah. Mereka akan berbicara

"Kuncinya harus sama keluarga, karena dia sangat dekat semua kita. Kalau dia emosi bisa diungkapkan dengan keluarga. Banyak hal yang kami lakukan," kata dia.

Dia mengakui, batalnya perhelatan piala dunia U-20 di Indonesia membuat Hokky kecewa. Sebab, persiapan dilakukan sejak beberapa tahun terakhir.

"Sangat sedih, sangat kecewa sangat frustasi malahan. Mereka yang tidak pernah berkecimpung di sepak bola sangat enteng berbicara ini hanya sepak bola. Tetapi jika mereka merasakan langsung bagaimana mereka bisa sampai skuat u20 perjuangannya sangat panjang dan melelahkan mas," kata dia.

Baca juga: Polemik Piala Dunia U20, Permohonan Hokky Caraka ke Erick Thohir

"Mulai dari usia 10 tahun, SSB, harus membagi waktu latihan SSB dan sekolah; harus punya biaya tentunya, harus mengorbankan tenaga. Banyak hal sekali. Tentunya kekecewaan mereka tidak bisa dibeli oleh apapun," kata dia.

Dia menilai, mental punggawa timnas Indonesia U-20 ini sudah kuat, karena sejak dalam latihan digembleng, bahkan perundungan sering diterima, sehingga akan kuat.

Sejak drawing gagal itu saya tidak tidur. Memantau berita, mau tidak mau harus memotivasi anak saya agar menetralisir kekecewaan anak saya," kata dia.

"Siapa yang tidak kecewa persiapan sudah seperti itu. Kecewa boleh tapi jangan sampai berkepanjangan," kata Ribut

Baca juga: Hokky Caraka: Memperjuangkan Kemerdekaan Negara Orang Lain, tetapi Kalian Semua Menghancurkan Mimpi Anak Bangsa

Dia berharap, anak-anak Timnas U-20 dan anak-anak yang saat ini tengah berjuang di klub ataupun latihan tidak patah arang.

"Mimpi ini harus kita bangun lagi. Mau tidak mau, anak saya, anak-anak yang ada di timnas U-20 ini harus bangun dan bermimpi kembali, membangun cita-cita kembali mas," kata dia

"Insya Allah dengan kejadian ini akan ada jalan terbaik untuk anak-anak Timnas U-20," tutup Ribut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau