Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah DI Yogyakarta Salurkan Bantuan kepada 63 Mahasiswa Cianjur

Kompas.com, 10 Januari 2023, 20:16 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berikan bantuan kepada 63 mahasiswa asal Cianjur yang terdampak gempa bumi.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, bantuan bagi mahasiswa asal Cianjur terdampak gempa bumi ini berupa bantuan biaya jatah hidup selama delapan bulan ke depan.

Total bantuan yang diberikan mencapai Rp 315 juta ini diharapkan mampu meringankan beban para mahasiswa tersebut selama masih menempuh pendidikan di Yogyakarta.

Baca juga: Pemerintah DI Yogyakarta Siap Bantu Mahasiswa Cianjur yang Tak Punya Biaya Hidup

“Jadi ini kami membantu hanya untuk living cost. Bantuan ini diberikan by name by address, jadi nanti silakan diambil setiap bulannya selama 8 bulan. Kalau ada masalah, silakan bisa dikomunikasikan dengan Dinas Sosial DIY,” kata Sultan setelah memberikan bantuan di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (10/1/2023).

Selain memberikan bantuan kepada mahasiswa secara langsung, Pemerintah DIY juga telah bersurat kepada kampus-kampus se-Yogyakarta agar memberikan keringanan kepada mahasiswa Cianjur yang terdampak gempa.

Sultan menambahkan, sudah ada satu mahasiswa yang mengaku dibebaskan dari biaya kuliah satu semester. Sri Sultan berharap para mahasiswa ini bisa lulus dengan baik tanpa perlu putus kuliah.

“Kami juga sudah komunikasikan (peringanan biaya) dengan pihak kampus dari masing-masing mahasiswa, jadi tolong nanti dikonfirmasikan dengan pihak kampus," katanya.

Dengan diberikannya bantuan kepada mahasiswa Cianjur Sultan berharap tidak ada mahasiswa yang terdampak gempa Cianjur di-drop out (DO) dari kampus.

"Harapan saya, adik-adik semua bisa tenang untuk menyelesaikan pendidikannya, karena pasti datang ke Jogja untuk sekolah. Jangan sampai DO (drop out), harus selesai karena untuk masa depan anda sendiri,” imbuh Sultan.

Baca juga: Mahasiswa Asal Cianjur Minta Bantuan Pemerintah DI Yogyakarta karena Tak Punya Biaya Hidup

Ketua Yayasan Persaudaraan Masyarakat Yogyakarta, Antonius Simon mengatakan, yayasan yang dipimpinnya ini juga turut serta menjadi donatur pemberian bantuan kepada para mahasiswa asal Cianjur ini.

Yayasan yang saat ini fokus menyalurkan bantuan di bidang pendidikan ini menjadi pihak yang menanggung bantuan biaya hidup 63 mahasiswa ini.

“Bantuan kali ini merupakan gabungan, ada juga dari Bank BPD DIY dan Dinas Sosial DIY. Yayasan kami sendiri terdiri dari 68 pengusaha di Yogyakarta yang sudah mulai menjadi donatur sejak peristiwa tsunami 2004 lalu,” ujarnya.

Simon menjelaskan, penentuan mahasiswa penerima bantuan dilakukan oleh Dinas Sosial DIY. Dari jumlah 100 lebih mahasiswa, terpilih 63 mahasiswa asal Cianjur yang dinilai paling layak menerima bantuan. Bantuan nantinya akan langsung dikirimkan ke rekening Bank BPD DIY masing-masing mahasiswa setiap bulannya.

“Dana bantuan berupa uang tunai yang akan langsung dikirim ke rekening masing-masing mahasiswa. Semoga yayasan kami ke depannya bisa terus menyalurkan bantuan bagi yang membutuhkan,” harapnya.

Baca juga: Pemerintah DI Yogyakarta Segera Bantu Mahasiswa Asal Cianjur, Sultan: Jangan Sampai Mereka Drop Out

Ketua Perhimpunan Mahasiswa Cianjur di Yogyakarta, Rifqi Nugraha mengatakan, sejak awal rencana pemberian bantuan ini, dirinya menjadi pihak yang dihubungi Dinas Sosial DIY. Dinsos DIY meminta data-data para mahasiswa Cianjur yang sedang berkuliah di Yogyakarta. Dari data itulah seleksi penerima bantuan dilakukan.

“Dari pihak Dinas Sosial juga melakukan cross check secara langsung satu per satu mahasiswa calon penerima. Dan terpilihlah 63 mahasiswa, termasuk saya. Rata-rata mahasiswa penerima bantuan ini memang keluarganya menjadi korban terdampak yang paling parah,” ungkapnya.

Mewakili teman-teman mahasiswa asal Cianjur, Rifqi pun mengungkapkan rasa rasa terima kasih mereka dengan adanya bantuan ini.

Ia pun merasa sangat terbantu dengan kabar bahwa Pemda DIY telah menghubungi pihak kampus, di mana para mahasiswa asal Cianjur ini menuntut ilmu, untuk bisa membebaskan atau setidaknya meringankan biaya kuliah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau