YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa asal Cianjur yang menempuh pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak memiliki uang untuk biaya hidup satu bulan ke depan.
Divisi Sosial Masyarakat, Perhimpunan Mahasiswa Cianjur Sugih Mukti (Pancaniti) Muhammad Azhar Jauhari mengatakan, pihaknya ingin menarik simpati Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) agar turut serta menyoroti mahasiswa Cianjur karena mereka sudah tidak memiliki biaya hidup.
"Mereka tidak memiliki biaya hidup, mereka tidak punya uang untuk 1 bulan ke depan. Mereka meminta uang juga kondisi orangtuanya sedang tidak menyakinkan," ucap dia setelah doa bersama di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Rabu (23/11/2022).
Dia bahkan meminta uluran tangan seluruh elemen masyarakat Yogyakarta, pengusaha, dan pemerintah untuk membantu mahasiswa Cianjur yang keluarganya terdampak gempa.
"Kepada semuanya elemen masyarakat kepada pemerintah para pengusaha yang ada di Yogyakarta untuk membantu saudara-saudara kita yang ada di sini bantu pendidikan mereka karena masa depannya masih panjang," ucapnya.
Pancaniti telah melakukan pendataan jumlah mahasiswa asal Cianjur yang kuliah di Yogyakarta. Sampai sekarang, ada 118 mahasiswa asal Cianjur yang berkuliah di Yogyakarta.
"Data kita dapat ada 118 orang itu yang sudah terjaring. Sisanya lebih dari 200," kata dia.
Selain jumlah mahasiswa, Pancaniti juga melakukan survei jumlah kebutuhan mahasiswa. Total sebanyak Rp 225 juta dibutuhkan untuk biaya satu bulan.
"Satu orang butuh Rp 1,5 juta, minimal Rp 1 juta per bulan. Kita usahakan mereka yang ditinggalkan orangtuanya yang terkena masalah terkena bencana kita bantu mereka, setidaknya biaya kos sama biaya makan mereka," jelasnya.
Azhar menyampaikan, sudah ada beberapa rekan-rekannya yang memilih tidak datang pada acara ini karena tak memiliki ongkos untuk berangkat ke Titik Nol Yogyakarta.
"Ada beberapa teman tidak hadir karena mereka terbatas transportasi dan uang juga. Ada beberapa yang pulang karena tidak ada biaya hidup," ungkap dia.
Dirinya sempat berkomunikasi dengan keluarganya yang berada di Cianjur. Dari komunikasi itu, ia mengetahui bahwa kebutuhan mendesak bagi korban adalah kain kafan dan popok bayi.
"Kebutuhan mendesak di sana mereka membutuhkan kain kafan karena banyak yang jenazah belum ketemu. Mereka juga membutuhkan popok karena banyak korban juga anak-anak bayi," kata dia.
Baca juga: Aliansi Mahasiswa di Yogyakarta Gelar Doa Bersama untuk Korban Gempa Cianjur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.