KOMPAS.com - Suporter PSS Sleman, Aditya Eka Putranda, meninggal dunia usai dikeroyok beberapa orang.
Penganiayaan terjadi di perlintasan kereta api, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (28/8/2022) dini hari.
Jenazah Aditya dimakamkan di permakaman Banyuraden, Kecamatan Gamping, Sleman, Minggu.
Isak tangis mewarnai pemakaman suporter berusia 18 tahun itu.
Baca juga: Suporter PSS Sleman Dikeroyok hingga Tewas, Polisi Amankan Sejumlah Orang
Salah satu teman dekat korban, Alrofian Dafa Darmawan, mengatakan, Aditya merupakan seorang yang baik.
"Dia teman yang baik. Anaknya baik dan enggak neko-neko," ujarnya, dikutip dari Tribun Jogja.
Alforian menuturkan, pertandingan PSS Sleman melawan Persebaya Surabaya di Stadion Maguwoharjo, Sleman, menjadi laga terakhir yang ditonton Aditya.
"Kami berangkat bersama. Ya, satu tribun," ungkapnya.
Sebagai tanda perpisahan, teman-teman korban tampak mengusap nisan peristirahatan terakhir Aditya usai jenazah dikebumikan.
Baca juga: Kronologi Suporter PSS Sleman Tewas Dikeroyok Usai Menonton Pertandingan Bola di Stadion Maguwoharjo
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Sleman AKBP Achmad Imam Rifai menjelaskan kronologi penganiayaan yang menewaskan Aditya.
Malam itu, korban berboncengan bersama temannya. Sesampainya di perlintasan kereta api daerah Gamping, korban berhenti karena ada kereta api yang melintas.
Saat berhenti itulah, beberapa orang mendatangi Aditya dan menganiayanya.
"Kalau enggak salah ada beberapa luka senjata tajam, kemudian pas dibawa ke rumah sakit (korban) meninggal," ucapnya, Minggu.
Baca juga: Jenazah Tri Fajar Diantarkan Ribuan Pendukung PSS Sleman ke Tempat Peristirahatan Terakhir
Imam menyampaikan, polisi telah mengamankan beberapa orang yang diduga terkait peristiwa tersebut.
"Ada laporan terkait dengan penganiayaan, beberapa orang sudah kita amankan, kita lakukan pendalaman oleh Reskrim, terkait dengan perannya masing-masing seperti apa. Intinya membuat terang peristiwa itu sebenarnya kejadianya seperti apa," tuturnya.
Ketika disinggung apakah penganiayaan tersebut berkaitan dengan perseteruan antarsuporter, Imam mengaku timnya masih memastikannya.
"Itu sedang kita pastikan apakah itu ada kaitannya atau tidak. Memang kalau kejadianya setelah pertandingan. Pertandingan itu kan selesai sekitar setengah 11 (malam), nah kemudian ada kejadian ini. Itu memang mau kita pastikan lagi ada kaitannya atau tidak," jelasnya.
Baca juga: Bawa Miras ke Stadion Manahan, 18 Oknum Suporter PSS Sleman Dilarang Tonton Laga Vs Dewa United
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Khairina), TribunJogja.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.