Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengolahan Garam Pantai Dadapayam Gunungkidul Berhenti

Kompas.com - 02/08/2022, 21:20 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa tahun lalu Gunungkidul, DI Yogyakarta, dicanangkan sebagai salah satu kawasan penghasil garam. Salah satu lokasinya di Pantai Dadapayam, Padukuhan Gebang, Kalurahan Kanigoro, Kapanewon Saptosari.

Namun upaya itu sepertinya harus berhenti ditengah jalan, karena tidak ada aktivitas produksi. Puluhan tunnel atau tempat memproduksi garam dibiarkan kosong. Selain itu rumah kecil yang digunakan menyedot air laut pun tak ada isinya.

Lokasi tempat budidaya juga tidak terawat karena banyak ditumbuhi ilalang.

"Sudah tidak ada kegiatan lagi," kata  Ketua Kelompok Budidaya Garam Dadap Makmur di Pantai Dadapayam, Triyono saat dikonfirmasi wartawan melalui telepon Selasa (2/8/2022).

Baca juga: Gubernur Kalbar Klaim Senator Amerika Pernah Datang untuk Bangun Pabrik Pengolahan Kratom

Dijelaskannya, pihaknya sudah menyerahkan seluruh kegiatan kepada Kalurahan. Namun demikian tidak dibeberkan berhentinya produksi itu.

"Intinya sudah diserahkan ke kalurahan," kata dia. 

Sekretaris Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Giri Dipta di Kalurahan Kanigoro, Suyatno membenarkan sudah tidak adanya produksi garam beberapa waktu terakhir. Pengelolaan tempat tersebut berada di bawah BUMKal sejak tahun 2021.

Upaya budidaya garam yang dilakukan sejak 2017 lalu, sudah dilakukan kajian oleh ahli dan dinyatakan terlalu asin.

"(terlalu asin) Itu kata ahli pada saat diundang dalam koordinasi membahas budidaya garam di Kota Jogja setahun yang lalu," kata dia.

Suyatno mengatakan, saat ini  masih pada tahap evaluasi dari tim ahli khusus pengembangan garam di DIY. Menurutnya terdapat beberapa kendala dalam pengembangannya. Salah satunya terkait standar kesehatan.

Sehingga garam hasil produksi di Pantai Dadapayam hanya mampu dijual ke petani dan peternak dengan harga yang sangat rendah Rp 1.000 per kilogramnya.

"Hasil garam hanya bisa dijual ke petani dan peternak dengan harga Rp 1.000 per kilogram. Sedangkan anggota kelompok kemarin 40 orang. Kan ndak mencukupi, dan kemungkinan itu salah satu alasan," kata dia.

"Ada 1 kwintal hanya dapat Rp 100 ribu dan harus dibagi 40 orang. Sehingga mereka menyerah dan dikembalikan ke Pemerintah Kalurahan tahun 2021," kata Suyanto.

Suyatno masih menunggu rekomendasi tim ahli yang memberikan pendampingan. Dia mengaku sudah memiliki konsep yakni wisata edukasi.

“Jadi nantinya wisatawan diajak untuk membuat garam,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Yogyakarta
Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com