Salin Artikel

Pengolahan Garam Pantai Dadapayam Gunungkidul Berhenti

Namun upaya itu sepertinya harus berhenti ditengah jalan, karena tidak ada aktivitas produksi. Puluhan tunnel atau tempat memproduksi garam dibiarkan kosong. Selain itu rumah kecil yang digunakan menyedot air laut pun tak ada isinya.

Lokasi tempat budidaya juga tidak terawat karena banyak ditumbuhi ilalang.

"Sudah tidak ada kegiatan lagi," kata  Ketua Kelompok Budidaya Garam Dadap Makmur di Pantai Dadapayam, Triyono saat dikonfirmasi wartawan melalui telepon Selasa (2/8/2022).

Dijelaskannya, pihaknya sudah menyerahkan seluruh kegiatan kepada Kalurahan. Namun demikian tidak dibeberkan berhentinya produksi itu.

"Intinya sudah diserahkan ke kalurahan," kata dia. 

Sekretaris Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Giri Dipta di Kalurahan Kanigoro, Suyatno membenarkan sudah tidak adanya produksi garam beberapa waktu terakhir. Pengelolaan tempat tersebut berada di bawah BUMKal sejak tahun 2021.

Upaya budidaya garam yang dilakukan sejak 2017 lalu, sudah dilakukan kajian oleh ahli dan dinyatakan terlalu asin.

"(terlalu asin) Itu kata ahli pada saat diundang dalam koordinasi membahas budidaya garam di Kota Jogja setahun yang lalu," kata dia.

Suyatno mengatakan, saat ini  masih pada tahap evaluasi dari tim ahli khusus pengembangan garam di DIY. Menurutnya terdapat beberapa kendala dalam pengembangannya. Salah satunya terkait standar kesehatan.

Sehingga garam hasil produksi di Pantai Dadapayam hanya mampu dijual ke petani dan peternak dengan harga yang sangat rendah Rp 1.000 per kilogramnya.

"Hasil garam hanya bisa dijual ke petani dan peternak dengan harga Rp 1.000 per kilogram. Sedangkan anggota kelompok kemarin 40 orang. Kan ndak mencukupi, dan kemungkinan itu salah satu alasan," kata dia.

"Ada 1 kwintal hanya dapat Rp 100 ribu dan harus dibagi 40 orang. Sehingga mereka menyerah dan dikembalikan ke Pemerintah Kalurahan tahun 2021," kata Suyanto.

Suyatno masih menunggu rekomendasi tim ahli yang memberikan pendampingan. Dia mengaku sudah memiliki konsep yakni wisata edukasi.

“Jadi nantinya wisatawan diajak untuk membuat garam,” katanya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/08/02/212006578/pengolahan-garam-pantai-dadapayam-gunungkidul-berhenti

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke