YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polisi sudah membekuk 4 orang terduga pelaku pembunuhan di Ketanggungan, Wirobrajan, Yogyakarta.
Mereka diamankan secara terpisah. Sebelumnya, mayat korban berinisial NP (25) ditemukan di depan teras rumah warga pada Senin (1/12/2025).
Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Eva Guna Pandia mengatakan pihaknya telah berhasil menangkap terduga pelaku pembunuhan.
Namun ia belum merinci secara detail. Rencana, akan ia sampaikan dalam waktu dekat.
“Sudah, besok kita rilis,” katanya saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (2/12/2025).
Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat di Wirobrajan Yogyakarta, Polisi Sebut Pelaku Lebih dari Satu
Dia menyampaikan total terduga pelaku yang diamankan sebanyak 4 orang. Saat ini, mereka sedang dilakukan pemeriksaan untuk mendalami peran masing-masing.
“Udah 4 orang semua, lagi diperiksa penyidik peran masing-masing,” ucap Pandia.
Ia menambahkan 4 terduga pelaku ini diamankan di lokasi terpisah. “Terpisah (diamankan), kemarin semua (diamankan),” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, mayat korban awalnya diketahui oleh seorang anak yang hendak bermain bola.
Ia menemukan mayat di sebuah rumah yang ada di Ketanggungan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta.
Ketua RT 40 Ketanggungan, Totok Yuniarto, mengatakan mayat NP ditemukan di rumah K, pengurus sepak bola di lapangan Mancasan.
Baca juga: Mayat Bersimbah Darah Ditemukan di Wirobrajan Yogyakarta, Diduga Korban Penganiayaan
Pagi itu, Senin (1/12/2025), sekitar pukul 05.00, ada pelajar yang hendak meminjam bola ke rumah K dan menemukan seseorang tergeletak di teras rumah.
“Ternyata ada mayat tergeletak di situ lalu teriak-teriak. Baru sekitar jam 8 diambil ambulans,” kata Totok, Senin (1/12/2025) malam.
Ia menjelaskan bahwa NP bukan warganya, karena NP tidak menetap di rumah tersebut.
“Anak (NP) itu bukan warga kami, saya juga tidak tahu, dia juga tidak tinggal di situ. Kalau tinggal di situ kan pasti laporan ke RT,” kata dia.
Baca juga: Perempuan 18 Tahun Tewas di Hotel Cilacap, Pelaku Pria 41 Tahun yang Ditolak Nikah
Ia juga tidak tahu persis apa hubungan antara NP dengan K, namun ia menduga NP adalah teman K lantaran K akrab dengan remaja-remaja sekitar karena sebagai pengurus Lapangan Mancasan.
“Mungkin ya hanya pertemanan, saya nggak tahu. Kan Pak K dekat sama anak-anak, ada yang sering titip motor di situ,” ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang