YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menciptakan incinerator portable yang diberi nama Gelora, sebagai alat pembakar sampah skala rumah tangga yang ramah lingkungan.
Inovasi ini merupakan hasil karya Tim Pekan Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif (PKM-KI) yang terdiri dari Amir Fren Afrizal, Fa’iq Al-Baihaqi, Mohammad Lathif Adani, Muhammad Zulfa Azizi, dan Rahma’ Alya Nabila Damayanti.
Kelima mahasiswa ini berasal dari Program Studi Teknologi Rekayasa Elektro, Sekolah Vokasi UGM, dan dibimbing oleh Ma’un Budiyanto.
Baca juga: Sidang Kasus BMW Tabrak Mahasiswa UGM, Jaksa Siapkan 10 Saksi dan 3 Ahli
Ketua tim, Amir Fren Afrizal, menjelaskan bahwa ide pembuatan Gelora berawal dari keprihatinan terhadap meningkatnya volume sampah rumah tangga di Indonesia yang mencapai lebih dari 34 juta ton per tahun.
Sebagian besar sampah tersebut belum dikelola dengan optimal, terutama di wilayah pemukiman padat.
"Keterbatasan teknologi pengolahan sampah skala kecil membuat masyarakat kesulitan berpartisipasi aktif dalam pengurangan sampah," ujar Amir dalam keterangan tertulis Humas UGM, Kamis (16/10/2025).
Dari keprihatinan tersebut, kelima mahasiswa ini menciptakan incinerator portable yang dapat digunakan di rumah.
Baca juga: Puthul Jadi Lauk MBG Siswa Gunungkidul, Pakar UGM Ungkap Kandungan Gizinya
Gelora, incinerator portable atau alat pembakar sampah portabel skala rumah tangga yang ramah lingkungan karya lima mahasiswa UGM. (Foto dokumentasi Humas UGM).“Kami menggunakan bahan batu tahan api dan besi tahan panas agar pengguna tetap terlindungi selama proses pembakaran berlangsung,” ungkapnya.
Gelora juga dirancang portabel dengan tambahan roda dan gagang agar mudah dipindahkan, serta dilengkapi dengan lapisan pelindung yang terdiri dari tiga isolator panas untuk menjamin keamanan alat saat beroperasi.
Baca juga: Sidang BMW Tabrak Mahasiswa UGM: Hakim Tak Terima Eksepsi, Perkara Tetap Berlanjut
Dari sisi sistem elektronik, Fa’iq Al-Baihaqi dan Lathif Adani mengembangkan sistem kontrol berbasis mikrokontroler ESP32.
"Sistem tersebut berfungsi menampilkan data suhu pembakaran dan kadar emisi gas karbon monoksida secara real-time melalui layar LCD," kata Fa'iq.
Dengan fitur monitoring ini, pengguna dapat memastikan bahwa proses pembakaran berlangsung secara aman dan efisien.
Anggota tim lainnya, Rahma’ Alya Nabila Damayanti, berfokus pada pengembangan sistem filtrasi untuk menekan emisi gas hasil pembakaran.
"Dengan sistem ini, emisi gas dapat ditekan secara signifikan tanpa mengurangi efisiensi pembakaran," ujar Rahma.
Baca juga: Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Deteksi Cepat Kanker Mulut
Ia juga menambahkan bahwa pengguna dapat merawat alat dengan lebih praktis, karena karbon aktif pada alat ini dirancang dengan mekanisme plug and play agar mudah diganti.
Pembimbing tim, Ma’un Budiyanto, berharap Gelora dapat dikembangkan sebagai teknologi tepat guna yang mendukung pengelolaan sampah mandiri di masyarakat.
"Kami berharap Gelora dapat menjadi langkah nyata dalam penerapan ekonomi sirkular dan pengelolaan sampah berbasis komunitas," ucap Ma’un Budiyanto.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang