Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Keracunan MBG di Gunungkidul, 6 Murid SD Dilarikan ke RSUD Wonosari

Kompas.com, 3 Oktober 2025, 12:58 WIB
Markus Yuwono,
Krisiandi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak enam siswa SD Piyaman 3 Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilarikan ke RSUD Wonosari akibat mengalami mual dan muntah setelah menyantp Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Jumat (3/10/2025).

Komandan Kodim 0730/Gunungkidul, Letkol Inf Roni Hermawan, yang ditemui di RSUD Wonosari, menjelaskan bahwa kondisi enam murid tersebut sudah stabil dan kemungkinan dapat pulang pada sore hari.

"Ada total sementara 6 orang tetapi kondisinya sudah stabil, mungkin nanti sore sudah bisa pulang. Ini masih dugaan (keracunan)," ujarnya.

Baca juga: Total 109 Siswa Keracunan MBG di Tasikmalaya, 36 Korban Masih Dirawat

Roni menambahkan bahwa gejala yang dialami para murid hanya mual, tanpa disertai pusing.

Pihaknya, sebagai pendamping MBG di Gunungkidul, telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul untuk menindaklanjuti dugaan keracunan tersebut.

"Dari beberapa makanan yang ada, ada yang makan tempe, ada yang makan anggur, cuma itu kan tidak bisa dijadikan patokan. Itu pasti akan dilakukan pengecekan sampel makanan," jelasnya.

Lebih lanjut, Roni menyebutkan bahwa selain makanan, muntahan dan feses juga bisa dijadikan sampel untuk uji coba.

Ia berharap penanganan terkait dugaan keracunan ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh pihak yang memiliki dapur SPPG.

Baca juga: Hasil Lab Keracunan MBG di Gunungkidul: Ditemukan Bakteri dan Jamur

"Kami saja sebagai pendamping mau turun ke lapangan, harapannya dari pihak dapur mau mengevaluasi pendampingan penyempurnaan kegiatan MBG, agar tidak terulang kembali," tambahnya.

Setelah mengunjungi RSUD Wonosari, Roni langsung menuju SPPG yang terletak di Jeruk, Wonosari, untuk melakukan pengecekan dapur.

"Tim dari Dinas Kesehatan sudah melaksanakan pengecekan terlebih dahulu, mengambil sampel air dan sampel makanan juga sudah. Terkait temuan yang ada di dapur ini nanti pasti akan disampaikan kepada dapur untuk perbaikan," ungkapnya.

Roni menekankan pentingnya rekomendasi dilaksanakan agar dapur memenuhi standar syarat laik higiene sanitasi (SLHS).

"Harapannya dari pihak dapur membenahi kekurangan, agar kedepan tidak terjadi permasalahan bagi penerima manfaat," ujarnya.

Baca juga: Hasil Lab Keracunan MBG di Gunungkidul: Ditemukan Bakteri dan Jamur

Salah seorang wali murid yang anaknya mengalami gejala dugaan keracunan, Bowo, mengungkapkan bahwa ia mendapat informasi mengenai anaknya yang muntah di sekolah dan dilarikan ke RSUD Wonosari.

"Ada susu, nasi, buahnya tidak dimakan. Habis minum susu, katanya agak bau, muntah," kata Bowo.

Ia berharap agar MBG dievaluasi sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau