YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak enam siswa SD Piyaman 3 Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilarikan ke RSUD Wonosari akibat mengalami mual dan muntah setelah menyantp Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Jumat (3/10/2025).
Komandan Kodim 0730/Gunungkidul, Letkol Inf Roni Hermawan, yang ditemui di RSUD Wonosari, menjelaskan bahwa kondisi enam murid tersebut sudah stabil dan kemungkinan dapat pulang pada sore hari.
"Ada total sementara 6 orang tetapi kondisinya sudah stabil, mungkin nanti sore sudah bisa pulang. Ini masih dugaan (keracunan)," ujarnya.
Baca juga: Total 109 Siswa Keracunan MBG di Tasikmalaya, 36 Korban Masih Dirawat
Roni menambahkan bahwa gejala yang dialami para murid hanya mual, tanpa disertai pusing.
Pihaknya, sebagai pendamping MBG di Gunungkidul, telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul untuk menindaklanjuti dugaan keracunan tersebut.
"Dari beberapa makanan yang ada, ada yang makan tempe, ada yang makan anggur, cuma itu kan tidak bisa dijadikan patokan. Itu pasti akan dilakukan pengecekan sampel makanan," jelasnya.
Lebih lanjut, Roni menyebutkan bahwa selain makanan, muntahan dan feses juga bisa dijadikan sampel untuk uji coba.
Ia berharap penanganan terkait dugaan keracunan ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh pihak yang memiliki dapur SPPG.
Baca juga: Hasil Lab Keracunan MBG di Gunungkidul: Ditemukan Bakteri dan Jamur
"Kami saja sebagai pendamping mau turun ke lapangan, harapannya dari pihak dapur mau mengevaluasi pendampingan penyempurnaan kegiatan MBG, agar tidak terulang kembali," tambahnya.
Setelah mengunjungi RSUD Wonosari, Roni langsung menuju SPPG yang terletak di Jeruk, Wonosari, untuk melakukan pengecekan dapur.
"Tim dari Dinas Kesehatan sudah melaksanakan pengecekan terlebih dahulu, mengambil sampel air dan sampel makanan juga sudah. Terkait temuan yang ada di dapur ini nanti pasti akan disampaikan kepada dapur untuk perbaikan," ungkapnya.
Roni menekankan pentingnya rekomendasi dilaksanakan agar dapur memenuhi standar syarat laik higiene sanitasi (SLHS).
"Harapannya dari pihak dapur membenahi kekurangan, agar kedepan tidak terjadi permasalahan bagi penerima manfaat," ujarnya.
Baca juga: Hasil Lab Keracunan MBG di Gunungkidul: Ditemukan Bakteri dan Jamur
Salah seorang wali murid yang anaknya mengalami gejala dugaan keracunan, Bowo, mengungkapkan bahwa ia mendapat informasi mengenai anaknya yang muntah di sekolah dan dilarikan ke RSUD Wonosari.
"Ada susu, nasi, buahnya tidak dimakan. Habis minum susu, katanya agak bau, muntah," kata Bowo.
Ia berharap agar MBG dievaluasi sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang