YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman memastikan, penyebab keracunan massal yang dialami siswa di Kapanewon Mlati dan Berbah adalah akibat cemaran bakteri.
Hal ini terungkap setelah hasil uji laboratorium terhadap sampel sisa Makanan Bergizi Gratis (MBG) keluar, Selasa (30/9/2025).
Baca juga: Mahfud MD Kritik Tata Kelola MBG dan Pertanyakan Kepastian Hukumnya
"Hasil lab untuk yang (keracunan makanan di) Mlati dan Berbah hampir sama. Ada cemaran bakteri," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dr. Khamidah Yuliati saat ditemui Kompas.com, Selasa (30/09/2025).
Hasil laboratorium uji sampel untuk kejadian keracunan MBG di Kapanewon Berbah menunjukan adanya tiga cemaran bekteri.
"(Hasil laboratorium sampel di Berbah) Ada E. coli, Staphylococcus, sama bakteri Bacillus," ungkapnya.
Sedangkan untuk hasil laboratorium uji sampel kejadian keracunan MBG yang dialami sejumlah siswa di Kapanewon Mlati menunjukan adanya cemaran bakteri Escherichia coli, Clostridium species, dan Staphylococcu.
"Biasanya cemaran di air itu, banyaknya (mengandung bakteri) itu," tuturnya.
Baca juga: Mahfud MD Ungkap Cucunya Jadi Korban Keracunan MBG di Yogyakarta
Selain itu, pemeriksaan terhadap ompreng yang digunakan saat kejadian keracunan MBG di Mlati menunjukkan adanya cemaran bakteri Escherichia coli.
"Waktu di Mlati kalau nggak keliru omprengnya itu kan juga diswab, diperiksa juga ternyata ada E. coli. Ya berarti kan airnya, omprengnya kan dicuci pakai air yang sama," tuturnya.
"Di Mlati itu (menu saat itu) rawon itu kan ada lalapan yang mentahan, itu dicuci pakai air itu. Itu artinya cemaranya dari air itu," imbuhnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang