KULON PROGO, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo resmi memulai pembangunan Lumbung Mataraman Bulak Peni di Kalurahan Giripeni, pada Jumat (19/9/2025).
Pembangunan ini ditandai dengan prosesi groundbreaking yang dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, termasuk Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan.
Lumbung Mataraman Bulak Peni merupakan inisiatif berbasis masyarakat yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan lokal, serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan petani.
Baca juga: Sleman Juara Umum Porda XVII DIY 2025, Kulon Progo Siap Gelar Porda 2027
Proyek ini akan memanfaatkan lahan seluas 2 hektare yang merupakan bagian dari Tanah Kas Desa (TKD) Kalurahan Giripeni.
“Untuk TKD di sini sekitar 2,5 hektare, semuanya tanah kas desa. Kemudian memang ada untuk tanah pelungguh dan sebagainya, harapannya ini bisa memberikan kemajuan bagi kalurahan Giripeni,” kata Lurah Giripeni, Iswanto Adi Saputro, dalam siaran tertulis kantor Kominfo Kulon Progo.
Iswanto menjelaskan bahwa konsep Lumbung Mataraman mengusung prinsip pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat setempat akan dilibatkan langsung dalam pengelolaan lahan, yang mencakup kegiatan pertanian, peternakan, edu-wisata, hingga pelestarian budaya.
“Tidak hanya soal kemandirian dan ketahanan pangan. Pembangunan Lumbung Mataraman diharapkan bisa menjadi pusat edukasi, pemberdayaan, dan wisata budaya,” tambah Iswanto.
Baca juga: Upaya Lestarikan Budaya, MTs di Kulon Progo Ini Pakai Bahasa Jawa Setiap Kamis Saat Belajar
Groundbreaking proyek ini juga ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan Gubernur DIY terkait pemanfaatan tanah kas desa.
Dalam acara tersebut, dilakukan prosesi simbolis penyiraman air kendi ke tanaman yang akan dibudidayakan di lokasi lumbung.
Bupati Agung Setyawan mengungkapkan bahwa pembangunan Lumbung Mataraman telah mendapatkan dukungan Dana Keistimewaan (Danais).
Ia berharap lumbung ini dapat menjadi ikon baru yang dapat memperkuat ekosistem pertanian di daerah tersebut.
“Nantinya Lumbung Mataraman ini akan menjadi ikon unggulan di Giripeni. Bisa menjadi sarana edukasi bagi para pelaku pertanian, peternakan, dan perikanan,” kata Agung.
Baca juga: Perempuan Tewas Tertabrak KA Bogowonto di Kulon Progo, Jenazah Ditemukan dengan Luka Berat
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas PMKKPS DIY, KPH Yudanegara, menyebut Lumbung Mataraman sebagai ruang publik yang tidak hanya digunakan untuk produksi pangan, tetapi juga sebagai wadah interaksi dan kolaborasi antarwarga.
“Gunakan Lumbung Mataraman ini sebagai sarana komunikasi, lahan interaksi. Tempat bagi gapoktan, bamuskal, dan juga kalurahan untuk berkumpul, bertukar pikiran, dan belajar bersama,” ujar Yudanegara.
Dengan adanya Lumbung Mataraman Bulak Peni, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal dan memperkuat ketahanan pangan di Kulon Progo.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang