Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lumbung Mataraman Bulak Peni Ikon Baru Pertanian di Kulon Progo untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Kompas.com, 19 September 2025, 23:18 WIB
Dani Julius Zebua,
Krisiandi

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo resmi memulai pembangunan Lumbung Mataraman Bulak Peni di Kalurahan Giripeni, pada Jumat (19/9/2025).

Pembangunan ini ditandai dengan prosesi groundbreaking yang dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, termasuk Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan.

Lumbung Mataraman Bulak Peni merupakan inisiatif berbasis masyarakat yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan lokal, serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan petani.

Baca juga: Sleman Juara Umum Porda XVII DIY 2025, Kulon Progo Siap Gelar Porda 2027

Proyek ini akan memanfaatkan lahan seluas 2 hektare yang merupakan bagian dari Tanah Kas Desa (TKD) Kalurahan Giripeni.

“Untuk TKD di sini sekitar 2,5 hektare, semuanya tanah kas desa. Kemudian memang ada untuk tanah pelungguh dan sebagainya, harapannya ini bisa memberikan kemajuan bagi kalurahan Giripeni,” kata Lurah Giripeni, Iswanto Adi Saputro, dalam siaran tertulis kantor Kominfo Kulon Progo.

Iswanto menjelaskan bahwa konsep Lumbung Mataraman mengusung prinsip pemberdayaan masyarakat.

Masyarakat setempat akan dilibatkan langsung dalam pengelolaan lahan, yang mencakup kegiatan pertanian, peternakan, edu-wisata, hingga pelestarian budaya.

“Tidak hanya soal kemandirian dan ketahanan pangan. Pembangunan Lumbung Mataraman diharapkan bisa menjadi pusat edukasi, pemberdayaan, dan wisata budaya,” tambah Iswanto.

Baca juga: Upaya Lestarikan Budaya, MTs di Kulon Progo Ini Pakai Bahasa Jawa Setiap Kamis Saat Belajar

Groundbreaking proyek ini juga ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan Gubernur DIY terkait pemanfaatan tanah kas desa.

Dalam acara tersebut, dilakukan prosesi simbolis penyiraman air kendi ke tanaman yang akan dibudidayakan di lokasi lumbung.

Bupati Agung Setyawan mengungkapkan bahwa pembangunan Lumbung Mataraman telah mendapatkan dukungan Dana Keistimewaan (Danais).

Ia berharap lumbung ini dapat menjadi ikon baru yang dapat memperkuat ekosistem pertanian di daerah tersebut.

“Nantinya Lumbung Mataraman ini akan menjadi ikon unggulan di Giripeni. Bisa menjadi sarana edukasi bagi para pelaku pertanian, peternakan, dan perikanan,” kata Agung.

Baca juga: Perempuan Tewas Tertabrak KA Bogowonto di Kulon Progo, Jenazah Ditemukan dengan Luka Berat

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas PMKKPS DIY, KPH Yudanegara, menyebut Lumbung Mataraman sebagai ruang publik yang tidak hanya digunakan untuk produksi pangan, tetapi juga sebagai wadah interaksi dan kolaborasi antarwarga.

“Gunakan Lumbung Mataraman ini sebagai sarana komunikasi, lahan interaksi. Tempat bagi gapoktan, bamuskal, dan juga kalurahan untuk berkumpul, bertukar pikiran, dan belajar bersama,” ujar Yudanegara.

Dengan adanya Lumbung Mataraman Bulak Peni, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal dan memperkuat ketahanan pangan di Kulon Progo.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau