Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bangun Jembatan Rp 150 Juta Hubungkan Bantul-Kulon Progo, Dishub Siap Bantu Pasang Rambu

Kompas.com, 19 Agustus 2025, 16:59 WIB
Markus Yuwono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bantul akan meninjau lokasi jembatan apung yang dibangun atas inisiatif warga untuk menghubungkan Bantul dan Kulon Progo.

Pihak Dishub menyatakan mendukung langkah tersebut dan siap membantu pemasangan rambu jika diperlukan.

Diketahui, sejumlah warga membangun jembatan apung yang membelah aliran Sungai Progo untuk menghubungkan Bantul-Kulon Progo dengan anggaran Rp 150 juta untuk mempersingkat waktu perjalanan.

Baca juga: Warga Bangun Jembatan Kayu di Sungai Progo, Ingin Persingkat Waktu Tempuh Kulonprogo-Bantul

Kepala Dinas Perhubungan Bantul Singgih Riyadi mengatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan lokasi untuk memetakan terkait rekayasa arus lalu lintas diperlukan atau tidak, dan juga melakukan analissis dampak lalulintas.

"Jembatan itu untuk wilayah Bantul irisannya dengan Jalan Provinsi sehingga yang mengurus andalalin di Dishub provinsi," kata Singgih saat dihubungi wartawan melalui telepon Selasa (19/8/2025).

Dia mengatakan jembatan apung seharusnya mengantongi izin dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) karena terletak di aliran sungai Progo.

Namun demikian, jika jembatan ini inisiasi warga dengan tujuan memperlancar mobilitas, pihaknya mendukung.

Bahkan jika diperlukan pihaknya akan membantu memasang rambu.

"Memang inisiasi dari masyarakat dengan tujuan untuk membantu kelancaran lalulintas ya kami sambut positif," kata Singgih.

Baca juga: Proyek Jembatan JIS-Ancol Diperkirakan Telan Dana Rp 1 Miliar Lebih

Sebelumnya, sejumlah warga membangun jembatan apung menghubungkan dengan kabupaten Bantul untuk mempersingkat waktu perjalanan.

Jembatan berada di sebelah selatan Kantor Kapanewon Pajangan, menyusuri jalan desa nantinya tampak jembatan apung yang berada di atas sungai progo. Terbuat dari kayu, drum, dan besi terdengar suara grudug saat pengendara melintas.

"Jembatan ini dibangun sekitar Rp 150 juta, dengan waktu pembuatan sekitar dua bulan karena panjang jembatan sekitar 70 meter dengan lebar 2,5 meter. Selain itu baru beroperasi sekitar 3 hari," kata Salah satu inisiator pembangunan jembatan apung Bantul-Kulon Progo, Sudiman (34) saat ditemui wartawan di lokasi, Selasa (19/8/2025).

Dia mengatakan, pembangunan ini dinisiasi tiga orang termasuk dirinya. Dua orang usaha tahu, dan seorang pengusaha lain. Pembangunan jaembatan apung ini agar memudahkan pengiriman tahu ke kota Yogyakarta.

Selama ini mereka harus melewati jembatan Bantar, yang ditempuh lebih lama 30 menit dibandingkan melalui jembatan baru ini.

"Selisih waktunya bisa sampai sekitar setengah jam," kata Sudiman

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau