Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evakuasi Ular Jadi Layanan Terbanyak Kedua Damkarmat Yogyakarta, Ini 4 Jenis Ularnya

Kompas.com, 15 Agustus 2025, 16:55 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Sepanjang tahun 2025 hingga Juli, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta telah menerima 86 laporan evakuasi ular dari masyarakat.

"Data terakhir bulan Juli 2025, Dinas Damkarmat Kota Yogyakarta sudah melakukan 86 kali evakuasi ular sepanjang tahun ini," kata Kepala Damkarmat Kota Yogyakarta, Taokhid, Jumat (15/8/2025).

Baca juga: Tangis Pecah di Rapat Pansus Pemakzulan Bupati Pati...

Permintaan evakuasi ular menjadi layanan terbanyak kedua setelah permintaan evakuasi sarang tawon, yang telah dilakukan sebanyak 150 kali.

Ular Sering Muncul Saat Musim Hujan dan Cuaca Panas Ekstrem

Menurut Taokhid, kemunculan ular di pemukiman warga dipengaruhi oleh kondisi cuaca, terutama saat musim penghujan dan saat cuaca panas ekstrem.

"Permintaan evakuasi ular banyak terjadi khususnya ketika musim penghujan atau bisa juga saat panas yang sangat terik," ujarnya.

Meski sudah berpengalaman dalam menangani ular, Damkarmat Kota Yogyakarta terus meningkatkan kemampuan personelnya melalui latihan evakuasi.

Pada Rabu (13/8/2025), Damkarmat Kota Yogyakarta menggelar pelatihan penanganan ular yang menghadirkan narasumber dari Exalos Indonesia, komunitas pecinta satwa eksotik yang aktif dalam evakuasi dan edukasi ular.

"Latihan penanganan ular penting diikuti personil Damkarmat karena permintaan evakuasi ular masih menjadi salah satu layanan yang banyak diminta masyarakat," kata Taokhid dalam arahannya.

Pelatihan bertujuan agar kemampuan evakuasi ular dikuasai merata oleh seluruh petugas, serta penggunaan metode yang aman dan tepat.

Mengenal Ular Berbisa dan Teknik Penanganan

Pemateri pelatihan, Janu Wahyu Widodo, Ketua dan pendiri Exalos, menjelaskan berbagai materi tentang jenis-jenis ular berbisa, teknik evakuasi, hingga penanganan korban gigitan ular.

Jenis ular berbisa yang kerap muncul di Yogyakarta antara lain:

  • Ular kobra
  • Ular hijau ekor merah (Trimeresurus insularis/albolabris)
  • Ular welang
  • Ular weling

Selain ular berbisa, ular besar seperti piton juga dianggap berbahaya karena dapat membelit dan menggigit dengan kuat.

"Sebenarnya mayoritas ular tidak berbahaya, hanya sebagian kecil yang berbahaya," jelas Janu.

Dalam sesi praktik, petugas mempelajari cara evakuasi ular kobra, mulai dari menangkap ular kecil dengan toples atau botol, hingga menggunakan alat standar seperti hook, grabstick, dan karung untuk ular besar.

Tak hanya itu, petugas juga dilatih menangani korban gigitan ular berbisa. Janu menekankan pentingnya imobilisasi bagian tubuh yang tergigit agar racun tidak cepat menyebar.

"Venom ular menyebar melalui getah bening, cara menghambat penyebarannya dengan mengurangi kontraksi atau mengurangi gerak," ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau