YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Doddy Hanggodo mengumumkan bahwa pemerintah akan mulai membangun 200 Sekolah Rakyat (SR) di Indonesia dengan kapasitas masing-masing 1.000 siswa, dimulai pada September 2025.
Doddy menjelaskan bahwa pembangunan fisik sekolah-sekolah tersebut direncanakan akan dimulai pada bulan depan.
"Ke depannya nanti kita berencana bulan depan September kita mulai pembangunan fisik, yang satu sekolah menampung seribu orang total ada 100 plus 100 jadi total 200 seluruh Indonesia raya," ungkapnya dalam konferensi pers pada Senin (11/8/2025).
Baca juga: 5 Siswa Mengundurkan Diri, Sekolah Rakyat Ponorogo Juga Kekurangan Guru Agama dan Bahasa Jawa
Pembangunan SR ini merupakan bagian dari komitmen Presiden Prabowo untuk mengentaskan kemiskinan.
Setiap kabupaten akan memiliki satu SR.
"Nantinya yang tidak masuk SR kita bikinkan sekolah lain dengan kualitas SR tapi bukan boarding school," tambah Doddy.
Pembangunan SR ditargetkan selesai sebelum 30 Juni 2026.
Baca juga: Sri Mulyani Apresiasi Toleransi Beragama di Sekolah Rakyat
"Ya akan dipindah, dari ini sekolah persiapan, ke sekolah sebenarnya itu sih. Tiap sekolah persiapan yang dihadapi beda-beda bisa jadi gak semua akan naik kelas dua bisa jadi, saya gak tahu juga," jelasnya mengenai pemindahan siswa yang saat ini berada di Sekolah Rakyat persiapan.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Doddy menyebutkan bahwa rencananya akan dibangun SR di dua lokasi, yakni Kabupaten Kulon Progo dan Sleman.
Namun, ia belum mengungkapkan secara detail lokasi-lokasi tersebut.
"Sementara waktu ada dua karena lahan di Jogja sebagian besar lahan Sultan, ketika matur ke beliau dikasih 2 dulu. Kalau sudah dibangun dua kita matur lagi. Kulon Progo dan Sleman. Sama boarding school semua tanah pak Sultan sekitar 7 sampai 8 hektar (luas satu lokasi)," jelasnya.
Baca juga: Kunjungi Sekolah Rakyat di Bantul, Menteri PU Doddy Mencium Bau Asap Rokok
Kedua SR di DIY tersebut direncanakan dapat menampung 2.000 siswa dari tingkat SD hingga SMA.
Selain itu, kedua lokasi ini juga akan terintegrasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) yang bertugas menyiapkan makanan bagi siswa.
"Ya dua lokasi, 2000 murid dari SD sampai SMA, jadi nanti kita gabung dengan BGN penyiapan makan dan snack, pengampu Dinsos, Disdasmen ikut terlibat lah," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang