YOGYAKARTA, KOMPAS.com -Sebuah insiden pelemparan botol berisi cairan mudah terbakar yang diduga bom molotov terjadi di Padukuhan Mojosari, Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta, pada Minggu (10/8/2025).
Peristiwa ini diduga dipicu oleh ketersinggungan pelaku setelah korban melontarkan ucapan saat ponsel pelaku jatuh ke kolam dalam acara lomba memancing menyambut HUT ke-80 RI.
Baca juga: Asrama Mahasiswa di Makassar Diserang Bom Molotov oleh OTK, Satu Mahasiswa Jadi Korban
Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, menyampaikan bahwa peristiwa tersebut bermula saat di Padukuhan Mojosari RT 04 diadakan lomba memancing untuk memeriahkan HUT RI.
Korban berinisial MZ (55), seorang warga Padukuhan Mojosari RT 01, turut menonton acara tersebut.
Sekitar pukul 09.00 WIB, telepon genggam milik salah seorang pelaku terjatuh ke dalam kolam.
Korban kemudian melontarkan ucapan, "Yang jatuh, kan, cuma HP".
"Salah seorang pelaku tidak terima dan menantang berkelahi, namun tidak dihiraukan oleh MZ, dan korban langsung pulang," kata Jeffry saat dihubungi wartawan melalui telepon, Senin (11/8/2025).
Beberapa jam kemudian, teror pun terjadi.
Menurut Jeffry, saat MZ sedang beristirahat siang sekitar pukul 13.00 WIB, ia mendengar suara kaca pecah dari luar rumah. Setelah diperiksa, korban mendapati sepeda motor dan selimut mobil miliknya yang berada di garasi luar sudah terbakar.
"Ada pecahan botol yang diduga berisi BBM dan bersumbu," ujar Jeffry.
Melihat api, korban sontak berteriak minta tolong. Mendengar teriakan tersebut, warga sekitar segera keluar rumah untuk membantu dan mencari pelaku.
Seorang pelaku berhasil diamankan oleh warga, yakni YDP (17), warga Mojosari RT 02, Sitimulyo, Piyungan.
YDP diketahui berperan sebagai pengendara sepeda motor.
Sementara itu, rekannya yang berinisial GR (17) yang awalnya sempat melarikan diri, akhirnya memilih untuk menyerahkan diri ke Polsek Piyungan.
Baca juga: Bentrokan Warnai Eksekusi Lahan di Polewali Mandar, Polisi Dilempari Batu dan Molotov
Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan motif utama di balik aksi nekat kedua remaja tersebut.
"Belum diketahui motifnya, pelaku masih dimintai keterangan," jelas Jeffry.
Ia menambahkan bahwa pihak kepolisian akan terus memberikan informasi terbaru mengenai kasus ini kepada publik.
"Bila sudah ada, akan kami update perkembangan kasusnya," ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang