YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi, yang melarang kegiatan study tour bagi siswa berdampak besar terhadap sektor pariwisata, khususnya di kawasan lereng Merapi.
Pelaku wisata jeep Lava Tour Merapi mengaku mengalami penurunan kunjungan hingga 65 persen akibat kebijakan tersebut.
Baca juga: Sektor Wisata Jabar Lumpuh akibat Larangan Study Tour, Sopir hingga UMKM Demo ke Gedung Sate
Pada Senin (21/7/2025), sejumlah pelaku wisata ikut aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi, untuk meminta pencabutan kebijakan larangan study tour.
Para pelaku jeep wisata Lava Tour Merapi turut hadir dalam aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas.
Ketua Asosiasi jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM), Dardiri mengatakan, kehadiran mereka untuk mendukung rekan-rekan pelaku wisata lain yang terdampak kebijakan larangan study tour.
Sejumlah pelaku pariwisata seperti sopir bus pariwisata hingga pengusaha UMKM di Jawa Barat menggelar aksi demonstrasi di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (21/7/2025). Mereka mendesak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mencabut larangan Study tour."Kami meminta kebijakan tersebut dikaji ulang. Ya semoga SK (larangan study tour) dicabut karena cukup banyak," ujar Ketua Asosiasi jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Dardiri saat dihubungi, Senin (21/07/2025).
Dardiri menjelaskan, wisatawan yang berkunjung ke destinasi Lava Tour Merapi sebagian besar berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sehingga, larangan study tour dari Jawa Barat sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha mereka.
“Sangat berdampak sekali. Ada penurunan hingga 65 persen sejak kebijakan larangan study tour diberlakukan,” ungkapnya.
Baca juga: Dispar Yogyakarta Pede Larangan Study Tour Jabar Tak Berdampak pada Kunjungan Wisata Selama Liburan
Biasanya, saat musim liburan sekolah, destinasi Lava Tour Merapi dipenuhi wisatawan. Namun tahun ini, kondisinya jauh berbeda.
“Biasanya saat libur sekolah itu penuh, sampai anak-anak masuk sekolah lagi pun masih ramai. Tapi sekarang tidak, kami cuma mengandalkan wisatawan dari Jateng dan Jatim,” bebernya.
Dardiri juga menuturkan, dalam kondisi normal, satu armada jeep bisa digunakan untuk mengantar wisatawan hingga empat kali dalam sehari. Namun tahun ini, jumlah ritase menurun drastis.
“Intinya memang ada penurunan. Kemarin satu armada hanya dua sampai tiga kali jalan,” ujarnya.
Baca juga: Dispar Yogyakarta Pede Larangan Study Tour Jabar Tak Berdampak pada Kunjungan Wisata Selama Liburan
Jika kekhawatiran pemerintah adalah soal keselamatan siswa saat study tour, Dardiri menyebut ada solusi yang bisa dilakukan, seperti yang diterapkan di Kabupaten Sleman.
“Sleman contohnya, setiap bus sebelum berangkat dicek semua,” ungkapnya.
Komunitas jeep wisata Lava Tour Merapi, lanjut Dardiri, juga rutin melakukan pengecekan armada demi menjaga keamanan dan kelayakan kendaraan.
“Iya, pengecekan armada jeep rutin dilakukan, baik oleh internal maupun oleh pihak berwenang,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang