Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Sekolah Rakyat di Yogyakarta, Siswa Lari 1,6 Km, Dinsos: Standar Cek Kesehatan

Kompas.com, 14 Juli 2025, 11:23 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Sekolah Rakyat (SR) resmi diresmikan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hari pertama kegiatan Sekolah Rakyat Menengah dimulai dengan pemeriksaan kesehatan, salah satunya berupa lari sejauh 1,6 kilometer mengelilingi kompleks sekolah.

Kegiatan tersebut dilakukan oleh 200 siswa SR Menengah 19 Sonosewu, Kabupaten Bantul, dan 75 siswa SR Menengah 20 Purwomartani, Kabupaten Sleman, pada Senin (14/7/2025).

Sejak pagi, para siswa sudah memadati area Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Kemensos RI di DIY.

Baca juga: Sekolah Rakyat SMA 17 Solo Diresmikan, 200 Siswa Jalani Sistem Boarding School

Tahapan awal kegiatan dimulai dengan pemeriksaan kesehatan, seperti pengukuran tinggi dan berat badan, pengecekan mata, hingga pengukuran tekanan darah.

Setelah itu, siswa mengambil nomor dada, diarahkan untuk lari sejauh 1,6 km, dibagi dalam kelompok berisi 5–8 orang.

Orang tua murid terlihat setia mendampingi anak-anak mereka selama proses pemeriksaan kesehatan berlangsung. Beberapa di antaranya juga membawa berkas administrasi yang diperlukan untuk keperluan sekolah anaknya.

Bukan sekolah semi militer

Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih, menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan pendidikan semi militer, meskipun terdapat kegiatan fisik seperti lari.

“Tidak (semi militer). Anak-anak ini kan, maaf, berasal dari keluarga yang tidak mampu, maka dari sisi asupan gizi pasti kurang. Cek kesehatan tidak menggugurkan, tapi kita harus mengetahui kondisi kesehatannya,” kata Endang kepada Kompas.com, Senin (14/7/2025).

“Disuruh lari itu bukan semi militer. Itu standar untuk cek kesehatan, mereka harus lari 1,6 kilometer,” imbuhnya.

Endang menjelaskan bahwa siswa SR Menengah di DIY berasal dari keluarga miskin yang membutuhkan pendekatan khusus, termasuk masa orientasi selama dua bulan.

Masa orientasi ini digunakan untuk mengenalkan lingkungan sekolah, teman, guru, pengasuh, dan kepala sekolah.

“Jadi ini orientasi dua bulan. Mereka itu dari lingkungan keluarga yang tidak beruntung, maka pengenalan lingkungan ini penting. Kan mereka pindah rumah, butuh adaptasi mengenal lingkungan, teman, guru, wali kelas, dan pengasuh. Semua harus dijalani dengan disiplin,” jelasnya.

Endang memastikan orangtua tetap diperbolehkan untuk menjenguk anaknya namun nanti akan diatur waktu besuknya.

Fasilitas siswa sekolah rakyat

Selama mengikuti pendidikan di SR, siswa mendapatkan berbagai fasilitas penunjang, mulai dari asrama, makanan tiga kali sehari, seragam, sepatu, ransel, alat belajar seperti laptop atau tablet, hingga pembalut bagi siswa perempuan.

“Pendidikan dapat laptop, tablet atau komputer, makan sehari tiga kali, sepatu, ransel. Sampai perempuan dapat pembalut. Pakai seragam, ini orientasi dua bulan semuanya diseragamkan. SR seperti SMA pada umumnya, dapat ijazah, bisa lanjut kuliah,” ungkap Endang.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau