YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 32 calon siswa di Kabupaten Sleman tidak melakukan daftar ulang masuk SMP Negeri pada tahun ajaran baru 2025.
Akibatnya, puluhan kursi di sejumlah sekolah negeri kosong dan tidak bisa diisi kembali.
Baca juga: 11 SD Negeri di Sleman Hanya Terima Kurang dari 5 Siswa, Ini Daftarnya
Ada berbagai alasan yang menyebabkan calon siswa tidak melakukan daftar ulang, mulai dari masuk sekolah swasta hingga ikut pindah orangtua.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Sri Adi Marsanto mengatakan, pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) sampai dengan jalur terakhir, masing-masing SMP Negeri sudah terpenuhi kuotanya.
"Lalu ada tahapan daftar ulang, nah ada yang tidak daftar ulang," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Sri Adi Marsanto saat dihubungi, Jumat (11/07/2025).
Sri Adi menyampaikan di Kabupaten Sleman terdapat 54 SMP Negeri. Sedangkan calon siswa yang tidak melakukan daftar ulang ada sebanyak 32 orang.
Jumlah calon siswa tidak daftar ulang tersebut tersebar di beberapa sekolah.
"Kita kan punya 54 SMP Negeri, nah yang tidak daftar ulang 32. Ada yang tidak daftar ulang satu, ada dua. Bahkan ada satu, dua SMP yang tidak daftar ulang sampai tiga (calon siswa)," ucapnya.
Dikatakan Sri Adi, ada beberapa hal yang menyebabkan 32 siswa tersebut tidak melakukan daftar ulang. Ada yang tidak daftar ulang karena akhirnya memilih masuk sekolah swasta.
"Ikut pindah orangtua, mungkin tiba-tiba harus pindah, pindah pekerjaan atau apapun," ungkapnya.
Diungkapkan Sri Adi kursi yang kosong karena ditinggal siswa tidak daftar ulang, tidak akan diisi. Hal tersebut sesuai dengan kebijakan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Kebijakan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, yang kosong dibiarkan kosong, tidak boleh diisi. Ya kita ikut kebijakan Kementerian," ucapnya.
Baca juga: 62 SDN di Sleman Kekurangan Murid, 11 Sekolah Hanya Dapat Kurang dari 5 Siswa
Selain itu, menurut Sri Adi ada dua SMP Negeri di Sleman yang mengalami kekurangan murid. Dua SMP Negeri tersebut berada di Kapanewon Prambanan.
"SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4 di Prambanan yang kurang (siswa). (Kurang) tiga atau empat," ujarnya.
Diungkapkan Sri Adi, dua SMP tersebut lokasinya berada di perbatasan Sleman, DIY dengan Klaten, Jawa Tengah.
"Itu di perbatasan, mungkin masyarakat di sekitar situ pilih (sekolah) yang di Klaten. Masyarakat di situ mungkin ingin anaknya membantu orangtuanya dulu, ada yang seperti itu. Nah itu tugas kita juga mensosialisasikan pentingnya pendidikan, di daerah-daerah perbatasan," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang