Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Petik Laut Pantai Sadeng Sebagai Ucapan Syukur: Dulu Melarung Kerbau, Kini Kambing

Kompas.com, 9 Juli 2025, 20:42 WIB
Markus Yuwono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Suara doa berbahasa Jawa disertai asap pembakaran kemenyan mengudara di Pelabuhan Pantai Sadeng, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (9/7/2025), saat nelayan dan warga menggelar tradisi Petik Laut atau Sedekah Laut.

Dalam prosesi sakral itu, sesaji berupa tumpeng, kembang, dan kepala kambing dilarung ke laut lepas sebagai ungkapan syukur atas hasil tangkapan setahun terakhir.

Baca juga: Tradisi Balon Udara Wonosobo Resmi Jadi Kekayaan Intelektual Komunal

Di tengah doa warga yang dipimpin sesepuh pantai Sadeng, ada satu buah gunungan berisi hasil bumi, dan sebuah miniatur rumah yang berisi sesaji.

Sebelumnya dilakukan kirab budaya dan arak-arakan menuju di sekitar dermaga atau lokasi doa, hingga puncak acara diwarnai ritual larung sesaji.

Ritual larung sesaji menggunakan belasan kapal milik nelayan untuk membuang sesaji di tengah laut. Adapun, isi sesajian itu berupa Tumpeng Megono, kembang wangi tujuh warna, dan kambing.

"Untuk kambing, dulunya memakai kerbau namun karena mahal diganti dengan kambing, itu sejak tahun 1985. Pakainya itu jenis kambing kendit, dan yang dilarungkan hanya bagian kepala, kulit, dan isi perutnya saja. Sedangkan, dagingnya dimasak," kata Ketua Paguyuban Nelayan Sadeng, Sarpan saat ditemui di lokasi hari ini.

Dia mengatakan tradisi ini dilakukan turun temurun sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil nelayan selama setehun terakhir. Selain itu menjaga agar tradisi ini tetap lestari.

"Tradisi ini tidak hanya sebagai ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi juga nguri-nguri budaya peninggalan para leluhur. Kegiatan ini juga sebagai upaya melestarikan warisan budaya nenek Moyang, jangan sampai direbut negara lain," kata dia.

Ketua Panitia Petik Laut di Pelabuhan Sadeng, Parmin mengatakan, tradisi Petik Laut sudah berlangsung secara turun termurun dan digelar setiap tahun pada Bulan Suro atau Muharam. Selain tradisi budaya, juga dilakukan kegiatan yang lain seperti olah raga.

"Dimulai sejak 2 Juli 2025 dengan penyelenggaraan turnamen voli. Selanjutnya, 7 Juli 2025 dengan pentas campur sari dan puncaknya hari ini dengan menggelar upacara Petik Laut yang ditutup dengan pementasan wayang kulit di malam hari,” kata Parmin.

"Ucapan rasa syukur karena tangkapan yang diperoleh nelayan," kata dia.

Baca juga: Tradisi Merdi Desa di Tanggulangin Kebumen: Wujud Syukur atas Hasil Bumi dan Laut

Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menyampaikan petik laut bukan sekadar tradisi budaya, melainkan juga media kuat untuk mempererat solidaritas nelayan, menjaga kelestarian budaya, mendongkrak ekonomi lokal, dan menghadirkan penghormatan kepada laut sebagai sumber kehidupan.

Pelabuhan Sadeng merupakan sentra produksi ikan terbesar di Gunungkidul dan DIY, karena tangkapan yang diperoleh para nelayan untuk memenuhi kebutuhan ikan di Gunungkidul maupun luar daerah.

Endah berharap masyarakat dan nelayan menjajga kebersihan di lokasi pelabuhan. Pemerintah menyiapkan program salah satunya rencana membentuk Kampung Nelayan Merah Putih di kawasan ini.

"Sudah direncanakan dan mudah-mudahan keberadaan Sadeng bisa semakin berkembang dengan pesat," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau