Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Pungut Sampah di Jogja, Hasto Wardoyo: Kami Bakal Ikuti yang Dicontohkan Pak Ganjar, Gotong Royong

Kompas.com, 30 Juni 2025, 13:19 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI Perjuangan sekaligus mantan Gubernur Jawa Tengah ikut dalam acara Bung Karno Ngonthel 2025 yang diinsiasi oleh Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) DIY  pada Minggu (29/6/2025).

Dalam acara tersebut, Ganjar ngonthel sepeda tua bersama ratusan peserta lainnya. Para peserta memungut sampah-sampah plastik yang tercecer di sepanjang jalan, hingga lokasi finish di Lapangan Minggiran, Kemantren Mantrijeron.

Seakan belum puas, seusai bersepeda, Ganjar memutari Lapangan Minggiran dengan berjalan kaki, untuk memungut sampah-sampah anorganik yang dibuang sembarangan.

Baca juga: Ngonthel Sepeda Tua, Ganjar Pranowo Sambil Memungut Sampah di Yogyakarta

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan, aksi bersih-bersih yang dilakukan Ganjar dan warga merupakan kritik tajam kepada Pemkot Yogyakarta.

Hasto mengatakan, ke depan, pihaknya mengedepankan gotong royong untuk mengatasi sampah di Kota Pelajar.

"Kami akan mengikuti apa yang sudah dicontohkan Pak Ganjar," ujar Hasto, Senin (20/6/2025).

Hasto menyampaikan, apa yang dilakukan Ganjar adalah bentuk memberikan contoh untuk mengatasi sampah.

"Pak Ganjar mencontohkan bahwa dengan gotong royong bisa (menangani sampah). Itu makna yang terbesar kita ambil untuk mengamalkan Pancasila. Langkah selanjutnya saya akan gotong royong," ujar mantan Bupati Kulon Progo itu.

Hasto menyampaikan, ke depannya gotong royong bersih sampah bakal dilakukan pada 5 Juli 2026 menyasar sampah yang dibuang di Sungai Code.

"5 Juli nanti dikerahkan anak muda dan warga untuk ke sungai lagi gotong royong. Sementara sungai code," ucapnya.

Lanjutnya, masih ada warga Kota Yogyakarta yang membuang sampah di sungai, ia berharap dengan dilakukan pembersihan area sungai dapat menggugah kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai.

"Orang sudah sejak dulu buang ke sungai tapi dengan dibersihkan sungai kita berharap orang itu merasa enggak nyaman, itu aja," ujar Hasto.

Baca juga: Libur Sekolah, Volume Sampah di Yogyakarta Diprediksi Capai 300 Ton Sehari

Peningkatan Sampah Saat Libur Sekolah

Hasto menyebut saat periode libur sekolah sampah di Kota Yogyakarta mencapai 260 ton perhari, namun saat periode libur sekolah dapat meningkat menjadi 300 ton per hari.

"Biasanya 260 ton tapi keadaan seperti ini bisa mencapai 300 ton karena yang Malioboro sehari hanya 10 ton dalam seperti ini bisa jadi 2 kali lipat 15-20 ton di jalanan," kata sia.

"Warung-warung itu sumber sampah produksi sampah menjadi tambahan sampah yang berlebih pada saat liburan. Tapi kami senang tanpa pengunjung yang banyak begini maka kota Yogyakarta kurang produktif," beber dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau