YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI Perjuangan sekaligus mantan Gubernur Jawa Tengah ikut dalam acara Bung Karno Ngonthel 2025 yang diinsiasi oleh Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) DIY pada Minggu (29/6/2025).
Dalam acara tersebut, Ganjar ngonthel sepeda tua bersama ratusan peserta lainnya. Para peserta memungut sampah-sampah plastik yang tercecer di sepanjang jalan, hingga lokasi finish di Lapangan Minggiran, Kemantren Mantrijeron.
Seakan belum puas, seusai bersepeda, Ganjar memutari Lapangan Minggiran dengan berjalan kaki, untuk memungut sampah-sampah anorganik yang dibuang sembarangan.
Baca juga: Ngonthel Sepeda Tua, Ganjar Pranowo Sambil Memungut Sampah di Yogyakarta
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan, aksi bersih-bersih yang dilakukan Ganjar dan warga merupakan kritik tajam kepada Pemkot Yogyakarta.
Hasto mengatakan, ke depan, pihaknya mengedepankan gotong royong untuk mengatasi sampah di Kota Pelajar.
"Kami akan mengikuti apa yang sudah dicontohkan Pak Ganjar," ujar Hasto, Senin (20/6/2025).
Hasto menyampaikan, apa yang dilakukan Ganjar adalah bentuk memberikan contoh untuk mengatasi sampah.
"Pak Ganjar mencontohkan bahwa dengan gotong royong bisa (menangani sampah). Itu makna yang terbesar kita ambil untuk mengamalkan Pancasila. Langkah selanjutnya saya akan gotong royong," ujar mantan Bupati Kulon Progo itu.
Hasto menyampaikan, ke depannya gotong royong bersih sampah bakal dilakukan pada 5 Juli 2026 menyasar sampah yang dibuang di Sungai Code.
"5 Juli nanti dikerahkan anak muda dan warga untuk ke sungai lagi gotong royong. Sementara sungai code," ucapnya.
Lanjutnya, masih ada warga Kota Yogyakarta yang membuang sampah di sungai, ia berharap dengan dilakukan pembersihan area sungai dapat menggugah kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai.
"Orang sudah sejak dulu buang ke sungai tapi dengan dibersihkan sungai kita berharap orang itu merasa enggak nyaman, itu aja," ujar Hasto.
Baca juga: Libur Sekolah, Volume Sampah di Yogyakarta Diprediksi Capai 300 Ton Sehari
Hasto menyebut saat periode libur sekolah sampah di Kota Yogyakarta mencapai 260 ton perhari, namun saat periode libur sekolah dapat meningkat menjadi 300 ton per hari.
"Biasanya 260 ton tapi keadaan seperti ini bisa mencapai 300 ton karena yang Malioboro sehari hanya 10 ton dalam seperti ini bisa jadi 2 kali lipat 15-20 ton di jalanan," kata sia.
"Warung-warung itu sumber sampah produksi sampah menjadi tambahan sampah yang berlebih pada saat liburan. Tapi kami senang tanpa pengunjung yang banyak begini maka kota Yogyakarta kurang produktif," beber dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang