KULON PROGO, KOMPAS.com – Seorang laki-laki lanjut usia berinisial N (60) ditemukan membusuk di dalam rumahnya di Padukuhan Jalan, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (15/06/2025) siang.
N dikenal sebagai lansia yang hidup seorang diri, sementara anak-anaknya tinggal di Jakarta dan Jawa Tengah.
Kondisi N terungkap setelah seorang tetangga bernama A datang untuk menjenguknya.
"Tetangga yang datang ke rumah N bermaksud untuk menjenguk," kata Iptu Sarjoko, Kasi Humas Polres Kulon Progo, melalui pesan singkat.
Baca juga: Pencari Rumput Temukan Mayat Membusuk dalam Sumur di Hutan Tuntang Semarang
Sebelumnya, N diketahui sakit dan baru-baru ini memeriksakan diri ke Puskesmas Galur karena merasa tidak enak badan.
Menurut A, ia tiba di rumah N sekitar pukul 13.00 WIB dan mencium aroma tidak sedap dari dalam rumah.
Hal ini membuatnya segera melaporkan keadaan tersebut kepada dukuh setempat.
“Sudah tercium bau tidak sedap dari luar. Tapi kami tidak bisa masuk karena pintu dikunci. Kami tidak berani memaksa masuk,” ungkap Sugiyanta, Dukuh Jalan, dalam keterangannya via telepon.
Setelah mendapatkan laporan, pihak Polsek Galur, bersama Inafis dan petugas Puskesmas, segera mendatangi lokasi.
Mereka memaksa masuk ke dalam rumah dan menemukan N tergeletak di lantai dalam keadaan sudah meninggal dunia dengan seluruh tubuh yang sudah kaku.
Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa N diduga telah meninggal dunia selama lebih dari tiga hari.
Baca juga: Kronologi Mayat Kepala Sekolah Ditemukan Membusuk di Hutan Kebumen, Ada Sesaji di TKP
“N diduga sudah meninggal dunia selama lebih dari tiga hari,” kata Sarjoko.
Petugas mencurigai penyebab kematian N adalah sakit yang dideritanya, mengingat terdapat obat-obatan di dalam rumah dan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan.
Relawan PMI kemudian membawa jenazah N ke RSUD Wates untuk pemulasaraan.
Pihak keluarga yang dihubungi kemudian datang dan menerima kejadian tersebut sebagai musibah.
“Kami mengubur N di makam dusun pukul 18.00,” tutup Sugiyanta.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang