YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mengonfirmasi penemuan satu kasus Covid-19 baru.
Masyarakat diimbau untuk kembali waspada dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, menjelaskan bahwa satu kasus positif Covid-19 dengan gejala ringan telah terdeteksi.
Pihaknya juga telah melakukan tracing terhadap kontak pasien tersebut.
Baca juga: Menkes Sebut Peningkatan Kasus Covid-19 di Bawah 1 Persen
“Kemarin ada satu positif gejalanya ringan, sekarang ini kalau Covid ya tetap waspada dalam artian kita menggunakan masker kalau ada gejala, dan PHBS,” ungkapnya saat dihubungi pada Rabu (11/6/2025).
Emma menambahkan bahwa saat ini sudah tidak dalam masa pandemi lagi, sehingga Covid-19 dianggap seperti penyakit flu pada umumnya.
Kasus yang ditemukan adalah warga Kota Yogyakarta yang berdomisili di Kabupaten Sleman, dan pasien tersebut sudah dinyatakan sembuh.
“Sudah sembuh, karena itu sudah dianggap penyakit seperti flu lainnya. Ya perlakuannya, tata laksananya ya kaya flu,” ucapnya.
Lebih lanjut, Emma menyatakan bahwa masyarakat sudah mendapatkan vaksin Covid-19, yang diharapkan dapat membantu mencegah penyebaran virus.
Baca juga: Dikes Sumbawa Waspadai Varian Baru Covid-19, Minta Nakes Siaga
Setelah penemuan kasus ini, pihaknya juga melakukan tracing terhadap empat orang kontak erat, dan hasilnya negatif.
“Kita juga tracing, tetap tracing 4 orang dan semuanya negatif,” jelas Emma.
Sebelumnya, kemunculan kembali kasus Covid-19 terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Hal ini terkait dengan adanya varian baru Covid-19, seperti XFG, NB.1.8.1, XEC, dan MB.1.1, yang menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.
Varian XFG, misalnya, tengah merebak di India, sementara Irlandia Utara dan Wales melaporkan lonjakan kasus akibat varian NB.1.8.1.
Baca juga: Pakar Unair Ungkap 3 Faktor Pemicu Lonjakan Covid-19 Kembali Berulang
Selain itu, terdapat banyak varian Covid-19 lainnya, seperti BN.1, LF.7, JN.1, KP.3, HV.1, dan MC.1 yang dilaporkan di sejumlah negara.
Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menjelaskan bahwa SARS-Cov-2, virus penyebab Covid-19, adalah jenis virus RNA yang mudah bermutasi, terutama saat masih beredar luas di populasi.
“Setiap kali virus tersebut menginfeksi seseorang, ada peluang terjadinya perubahan atau mutasi dalam genom-nya,” kata Dicky saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (10/6/2025).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang