Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Batik Segoro Amarto Reborn, Perpaduan Filosofi Lokal dan Simbol Kota Pelajar

Kompas.com, 23 Mei 2025, 11:38 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Segoro Amarto reborn bukan sekadar motif batik baru, tapi cerminan semangat gotong royong khas Yogyakarta.

Diperkenalkan kembali oleh Pemkot Yogyakarta, batik ini menggabungkan simbol-simbol kota Yogyakarta seperti Tugu Jogja, pulpen, sawo kecik, dan pohon asem yang sarat filosofi kehidupan dan pendidikan.

Baca juga: Segoro Amarto, Batik Khas Yogyakarta Diluncurkan untuk ASN dan Pelajar

Segoro Amarto Reborn ini nantinya akan digunakan oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan juga pelajar di tingkat SD hingga SMP.

Tentang Batik Segoro Amarto

Pada motif batik Segoro Amarto, terdapat beberapa motif batik. Seperti motif Parang yang berarti tinggi derajatnya dan Kawung bermakna kehidupan yang harmonis dan menjaga keseimbangan alam.

Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto Raharjo mengatakan batik Segoro Amarto reborn ini memiliki berbagai unsur ciri khas Kota Yogyakarta.

Ia mengatakan batik segoro amarto reborn berasal dari tiga perajin pemenang desain motif batik Segoro Amarto reborn.

"Muncul ciri khasnya, ada gunungannya Segoro Amartonya, Tugu, ada ciri khas asem (pohon), lampu, burung itu, kemudian ada pulpen menandakan kota pelajar, kemudian ada sawo kecik itu juga ciri khas kota Yogyakarta itu di Haki-kan," katanya, Jumat (23/5/2025).

Dia menambahkan Haki Segoro Amarto Reborn ini dimiliki oleh Pemkot Yogyakarta, artinya yang berhak memproduksi adalah Pemkot Yogyakarta melalui perajin batik yang ada di Kota Yogyakarta untuk tingkatkan ekonomi pembatik.

Totok, sapaan akrabnya menyampaikan, Koperasi Merah Putih akan menjadi garda depan dalam produksi dan pemasaran motif baru Batik Segoro Amarto.

Dengan hampir 100 anggota pengrajin batik, koperasi ini akan diberdayakan untuk memastikan produksi tetap berada di tangan warga Yogyakarta.

“Koperasi akan membantu bahan baku dan pemasaran. Harapannya anggota bisa memproduksi dari rumahnya. Untuk pembelian, konsumen juga diarahkan melalui koperasi. Ke depan, koperasi ini juga akan membina pembentukan lima koperasi kecil untuk pemerataan produksi dan distribusi,” ujarnya.

Baca juga: Di-Blacklist Perusahaan Garmen karena Bela Sesama Pekerja, Kini Amoy Produksi Batik Sendiri

Sementara itu, Pemenang lomba perancang motif baru batik Segoro Amarto, Aruman mengatakan, desain batik Segoro Amarto dalam finishingnya dibantu oleh para kurator.

Namun, unsur yang digali dalam batik yang dibuat tidak terlepas dari simbol Segoro Amarto yang berarti Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyokarto.

“Saya menggabungkan gambar tugu jogja, buku, pulpen, pelso bulu 10, truntum, dan canting sebagai kota batik dunia, serta segoro amarto atau gunungan. Selain itu, unsur yang lain ditambahkan oleh para kurator seperti asam jawa dan sawo kecik. Semua unsur tersebut tetap mempertahankan motif batik yang lama dan bentuk penyegaran,” katanya dalam keterangan tertulis.

Ia berharap, dengan regulasi yang dibuat, motif baru batik Segoro Amarto dapat menghidupkan kembali penjualan produk lokal. Sehingga perekonomian Kota Yogyakarta semakin meningkat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau