Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandai Besi Kulon Progo Raup Untung Jelang Idul Adha, Pesanan Naik Dua Kali Lipat

Kompas.com, 16 Mei 2025, 21:21 WIB
Dani Julius Zebua,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, para pandai besi di Padukuhan Klopo X, Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kebanjiran pesanan pisau dan golok.

Permintaan meningkat tajam, terutama untuk kebutuhan menyembelih hewan kurban, mencacah daging, hingga melepaskan kulit. Beberapa perajin bahkan harus menutup sementara pesanan khusus karena kewalahan.

Baca juga: Idul Adha 2025, Prabowo Salurkan 8 Sapi Kurban ke DIY, untuk Mana Saja?

“Bahkan custom (pesanan khusus) kami sudah close sementara sejak awal bulan. Custom itu membawa gambar dan spesifikasi sendiri, dalam hal pengerjaan membutuhkan waktu yang lama,” kata Singgih Nurahman, salah seorang pandai besi di Bendungan, Jumat (15/5/2025).

Wilayah Klopo X dikenal sebagai kampung pandai besi di Kulon Progo, dengan sedikitnya 25 workshop rumahan aktif berproduksi.

Setiap bengkel rumahan mengalami lonjakan produksi hingga dua kali lipat.

Jika biasanya satu perajin hanya membuat 10 bilah pisau per periode, kini bisa mencapai lebih dari 20 bilah.

Sejumlah perajin membuat golok dan pisau di sebuah pabrik di kampung pande besi di kalurahan Bendungan, kapanewon Wates, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Sejumlah perajin membuat golok dan pisau di sebuah pabrik di kampung pande besi di kalurahan Bendungan, kapanewon Wates, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kualitas menjadi alasan utama banyak pelanggan memilih produk dari Bendungan. Pesanan datang dari berbagai wilayah di Kulon Progo hingga luar kota.

Harga pisau bervariasi tergantung pada jenis besi dan baja yang digunakan.

Untuk pesanan custom, harga berkisar antara Rp 150.000 hingga Rp 450.000 per bilah, menggunakan bahan besi per dan laher (bearing). Jika menggunakan baja khusus, harganya bisa lebih dari Rp 500.000.

“Kurang lebih sama (di antara pandai besi),” tambah Singgih.

Baca juga: RPH Surabaya Targetkan Penjualan Sapi 5 Persen Dibandingkan Idul Adha Tahun Lalu

Salah satu pembeli, Anang P. alias Timbul (56), warga Padukuhan Derwolo, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, terlihat keluar dari bengkel pandai besi usai mengambil pesanannya.

Mantan sekuriti ini memesan pisau cleaver berbentuk golok kotak dengan pegangan kayu. Pisau tersebut dibuat dari bahan per mobil dan diselesaikan dalam waktu satu minggu.

“Menyambut Idul Adha, mesti rewang (membantu) di masjid. Kudhu serawung kudhu ngumpul (harus kumpul dan silaturahmi),” ujar Timbul.

Pisau pesanannya dipilih karena multifungsi—bisa untuk mencacah daging, memotong tulang, maupun digunakan dengan cara menyayat atau menyayatkan daging ke bilah. Dengan tinggi sekitar 8-10 cm, pisau terasa mantap di tangan, nyaman diayunkan, dan berbobot pas.

“Ini home industry. Ini bagus,” ucap Anang yang mengaku mendapatkan pisau dengan harga hanya Rp 70.000.

(K71-2)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau