Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idul Adha 2025, Prabowo Salurkan 8 Sapi Kurban ke DIY, untuk Mana Saja?

Kompas.com, 16 Mei 2025, 19:10 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto menyalurkan delapan ekor sapi kurban ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam rangka Idul Adha 2025.

Bantuan tersebut dibagikan secara merata ke seluruh kabupaten/kota di DIY, termasuk dua ekor khusus untuk Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung).

Bagaimana penyaluran sapi kurban dari Presiden tahun ini?

Baca juga: Cerita Santri Rawat Sapi 1 Ton Lebih di Pesantren: Kami Jalankan Amanah Kiai

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Syam Arjayanti, menjelaskan bahwa mekanisme penyaluran kurban dari presiden kali ini berbeda.

“Berbeda dengan tahun sebelumnya, kalau tahun ini tiap kabupaten dapat bantuan sapi presiden,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (16/5/2025).

Menurut Syam, tiap kabupaten dan kota di DIY akan menerima satu ekor sapi kurban, ditambah satu ekor untuk provinsi dan dua ekor khusus untuk Istana Kepresidenan Yogyakarta.

“Totalnya delapan ekor sapi. Jadi merata untuk tahun ini kalau tahun lalu pemberian digilir,” kata dia.

Pembelian Kurban Presiden

Syam menyampaikan perbedaan lainnya pada saat kurban tahun ini adalah mekanisme pembelian hewan kurban oleh presiden.

Sebelumnya sekretariat presiden terjun langsung untuk membeli secara langsung hewan kurbannya.

Namun pada tahun ini pembelian hewan kurban diserahkan ke pemerintah kabupaten.

“Pemerintah kabupaten dan kota yang akan memilih dan menegosiasikan harga sapi sesuai dengan kriteria dan kisaran harga yang telah ditentukan oleh Sekretariat Presiden,” katanya.

Lanjut Syam proses pemilihan ini akan direkam video dan dikirimkan ke pihak kepresidenan.

“Jenis sapinya bebas tetapi beratnya minimal 800 kilogram, dan harus lolos uji laboratorium kesehatan yang bekerjasama dengan BBVet,” jelas dia.

Untuk pembagiannya lanjut Syam, karena Kota Yogyakarta tidak menemukan sapi yang sesuai kriteria, jatah sapi untuk Kota Yogyakarta diambilkan dari Kabupaten Gunungkidul.

Sementara itu, dua sapi untuk Istana Kepresidenan diambil dari Kabupaten Kulon Progo dan Sleman masing-masing satu ekor.

Syam menambahkan, sesuai ketentuan Setpres, penyembelihan akan dilakukan di masing-masing kabupaten atau kota.

Baca juga: Bagaimana Perlakuan untuk 2 Sapi yang Dibeli Prabowo di Bantul?

“Jadi, Bantul dan Istana akan menyembelih dua ekor sapi bantuan presiden,” ujarnya.

Sapi yang terpilih sebelum Idul Adha akan dikarantina terlebih dahulu di peternak masing-masing hal itu untuk mencegah sapi terpapar penyakit.

Selama karantina sapi dilarang dikunjungi karena dikhawatirkan terpapar penyakit yang kemungkinan dibawa oleh pengunjung.

“Jadi masih dipelihara peternaknya dikarantina peternaknya. Kita batasi kontak dari pengunjung untuk masuk ke sapi (kandang) bantuan presiden itu. Menjaga betul-betul sampai hari H,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau