Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisruh Drawing Liga 4: Ramai di Medsos, PSSI Diminta Usut Tuntas

Kompas.com, 14 April 2025, 11:44 WIB
Sari Hardiyanto

Editor

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Proses drawing Liga 4 putaran nasional menjadi sorotan setelah video yang diduga menunjukkan kejanggalan saat pengambilan undian tersebar luas di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Manajer PS HW, Agus Ferianto, menyampaikan kekecewaannya atas ketidakprofesionalan penyelenggaraan tersebut.

Feri, sapaan akrabnya, menilai bahwa kejadian itu telah mencoreng prinsip dasar olahraga, yakni fair play.

Baca juga: Korsel, Jepang, hingga Jerman Buka Pintu Pekerja Migran, 1,7 Juta Lowongan Menanti

Ia menyebutkan bahwa pengulangan drawing saja tidak cukup, dan perlu dilakukan investigasi menyeluruh.

"Yang jelas kami menyesalkan drawing Liga 4 yang berlangsung kemarin yang secara tidak profesional dan tidak transparan itu kan sudah mencederai semangat fair play dalam sepak bola," ujar Feri saat dihubungi, Minggu (13/4/2025).

"Menurut saya kalau itu minimal nggak cuma diulang sebenarnya itu harus diusut tuntas sekalian kalau mau memperbaiki sepak bola Indonesia," imbuhnya.

Baca juga: PSSI Ulang Tahun ke-90, Berikut Sejarah di Balik Pendiriannya

Menurunkan kepercayaan publik 

Meski menyayangkan kejadian tersebut, Feri menegaskan timnya tetap akan tampil maksimal di kompetisi.

Namun, pihaknya tak menampik bahwa insiden ini bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap penyelenggara liga.

"Ya kalau kami sih tetap siap fight. Cuma kalau melihat seperti itu kan jadi kepercayaan publik terhadap pengurus-pengurus yang sekarang kan jadi tidak percaya," ungkapnya.

Baca juga: Kenapa Suporter Tim Sepak Bola Cenderung Agresif?

Ia berharap proses pengundian ulang dilakukan secara terbuka dan profesional agar tidak kembali menimbulkan kecurigaan.

Feri juga menekankan pentingnya menjaga integritas dari level kompetisi paling bawah.

"Mending kami cari bibit-bibit untuk sekolah sepak bola saja ibaratnya kalau seperti itu. Toh kami juga tidak mencari untung di sepak bola, kami hanya memberi panggung, memberi privilege sebagai manajemen buat pemain dan pelatih," pungkasnya.

Baca juga: Suporter Sering Berulah, Ada Apa dengan Sepak Bola Kita?

Drawing Liga 4 dipastikan diulang

Sebelumnya, proses drawing yang dilakukan Ketua PSSI DIY Dessy Arfianto pada Kamis (10/4/2025) menjadi kontroversial setelah rekaman siaran langsung menunjukkan pengambilan kertas undian dari bawah meja.

Kertas yang diambil juga tampak tidak terlipat dan tulisannya tak terbaca kamera.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah memerintahkan agar drawing diulang, dan Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi menyatakan pengundian ulang akan dilakukan pada Senin (14/4/2025) pukul 14.00 WIB.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, turut menyoroti kasus ini dan meminta PSSI untuk bertindak tegas.

"Beberapa waktu lalu kami klarifikasi dengan PSSI dan memang terjadi hal-hal yang diributkan di media sosial dan media massa," ujar Lalu Hadrian dalam acara Kompas Petang, Minggu (13/4/2025).

Baca juga: Tagar Kanjuruhan Trending di Twitter, Apa yang Terjadi?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau