Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Protes Warga Gunungkidul, Tanam Pohon Pisang di Jalan Rusak

Kompas.com, 10 April 2025, 10:26 WIB
Markus Yuwono,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga Padukuhan Kepek 1, Kalurahan Banyusoco, Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melakukan aksi penanaman pohon pisang di jalan yang rusak.

Jalan tersebut merupakan jalan lintas antar-kapanewon (Kecamatan) yang telah mengalami kerusakan parah.

Menurut pengamatan Kompas.com, terdapat sekitar tujuh pohon pisang yang ditanam di sepanjang ruas jalan yang mencapai sekitar 200 meter tersebut.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Jalan Jogja-Wates, Pengendara Motor Tewas Terlindas Xpander

Jalan ini, yang sudah diaspal sekitar sepuluh tahun lalu, kini dipenuhi dengan banyak lubang yang ditambal menggunakan batu putih.

Jalan tersebut cukup ramai dilalui kendaraan, baik dari Kapanewon Panggang maupun Kalurahan Banyusoco.

"Di sini ramai kalau pagi waktu berangkat sekolah," kata salah satu warga Kepek I, Daimah, saat ditemui di lokasi pada Kamis (10/4/2025).

Baca juga: Pembonceng Sepeda Motor Tewas Terlibat Kecelakaan dengan Truk di Jalan Provinsi Semarang

Lubang baru terus bermunculan

Daimah juga menambahkan bahwa sering terjadi kecelakaan di jalan tersebut, meskipun tidak sampai mengakibatkan korban jiwa.

Warga telah berusaha menutup lubang dengan batu putih, namun lubang-lubang baru tetap bermunculan.

"Sudah sekitar 3 tahun lalu diurug, tetapi lubang bermunculan lagi," ucapnya.

Baca juga: Agrowisata Agromen Hadir di Kebumen, Tawarkan Wisata Petik Buah dan Edukasi Alam

Warga lainnya, Anto, mengungkapkan bahwa pernah terjadi kecelakaan lalu lintas di malam hari.

Jalan ini banyak dilalui oleh warga Panggang yang akan menuju Playen atau Wonosari.

"Ada suara sepeda motor melintas agak kencang tiba-tiba terdengar suara brak, ternyata jatuh menghantam lubang," kata dia.

Dukuh Kepek I, Mulyanto, menyampaikan bahwa penanaman pohon pisang ini merupakan bentuk keprihatinan warga terhadap kondisi jalan yang rusak parah, sepanjang kurang lebih 400 meter.

"Sejak kemarin penanamannya sekitar 7 pohon. Ini satu bentuk ungkapan kami agar diperhatikan pemangku kebijakan," kata Mulyanto.

"Rusak sejak 2014, dan parah sejak 2017," tambahnya.

Baca juga: Samsat Kebumen Buka Program Pemutihan Pajak Kendaraan, Simak Syarat dan Tanggalnya

Berharap segera diperbaiki

Mulyanto juga menjelaskan bahwa warga secara swadaya telah menguruk lubang-lubang yang ada di jalan untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas.

"Sering terjadi kecelakaan rebutan jalan yang halus. Jumlahnya sudah tak terhitung, saya sendiri menolong 3 orang," ungkapnya.

Akses jalan ini tidak hanya digunakan oleh warga sekitar untuk menuju kota Wonosari atau Playen, tetapi juga sebagai jalur alternatif menuju Panggang atau Imogiri, Bantul.

"Semoga segera diperbaiki," harap Mulyanto.

Baca juga: Viral, Video Seorang Ibu di Demak Terlindas Truk Saat Mencari Elpiji 3 Kg di Jalan Purwodadi-Semarang

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau