Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembakar Gerbong Kereta di Stasiun Tugu Yogyakarta Ditangkap, Diduga Gunakan Kardus

Kompas.com, 13 Maret 2025, 17:48 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Polisi berhasil menangkap seorang pria yang diduga sebagai pelaku pembakaran tiga gerbong kereta api yang terparkir di Stasiun Tugu Yogyakarta.

Tersangka berinisial M (17), warga Jakarta, ditangkap di kawasan Malioboro sesaat setelah kejadian.

Berdasarkan hasil penyelidikan, tersangka M memulai aksinya dengan membakar kardus berwarna cokelat menggunakan korek api.

Setelah itu, ia masuk ke dalam gerbong dan menggunakan api dari kardus tersebut untuk membakar bagian dalam gerbong.

Baca juga: Motif Pelaku Bakar Gerbong Kereta Api Stasiun Tugu, Sakit Hati Diturunkan 9 kali

“Yang bersangkutan melakukan pembakaran diduga dengan membakar kertas kardus berwarna cokelat menggunakan korek api, lalu masuk ke gerbong, kemudian api di kertas itu digunakan untuk membakar gerbong tersebut,” ujar Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi, Kamis (13/03/2025).

Akibat kejadian ini, tiga gerbong yang sedang diparkir di area emplasement Stasiun Tugu Yogyakarta terbakar.

Pelaku Berhasil Ditangkap Berkat CCTV dan Hasil Labfor

Endriadi menjelaskan bahwa penangkapan dilakukan setelah tim penyelidik menganalisis rekaman CCTV, hasil laboratorium forensik, serta keterangan pelaku. Semua bukti menunjukkan keterlibatan M dalam aksi pembakaran tersebut.

“Kita tangkap di daerah Malioboro sesaat setelah peristiwa kebakaran. Ada CCTV, ada hasil labfor, berkesesuaian semua, dan hasil keterangan dia juga,” ungkapnya.

Pelaku Merupakan Penyandang Disabilitas Sensorik

Diketahui bahwa tersangka M merupakan penyandang disabilitas sensorik. Pihak kepolisian telah meminta bantuan juru bahasa isyarat untuk memeriksa dan mendapatkan keterangan dari pelaku.

“Yang bersangkutan disabilitas sensorik, tidak bisa bicara. Kami dari tim lidik minta bantuan juru bahasa isyarat,” kata Endriadi.

Pihak kepolisian juga akan melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap M guna memastikan kondisi mentalnya saat melakukan aksi pembakaran tersebut.

“Kita akan melakukan pemeriksaan kejiwaannya. Yang bersangkutan masih kita ajukan ke ahli kejiwaan untuk disurvei selama dua minggu,” tambah Endriadi.

Tidak Ada Korban Jiwa dalam Insiden Ini

Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, memastikan bahwa kebakaran ini tidak mengganggu perjalanan kereta api dan tidak menimbulkan korban jiwa.

“Kami informasikan pukul 06.44 WIB tadi pagi petugas kami menerima info terjadi kebakaran di emplasement Stasiun Tugu Yogyakarta. Damkar datang, penanganan berjalan, dan pada pukul 07.30 semua area dapat dipadamkan. Tidak ada kendala pada perjalanan kereta api,” ujar Feni.

Ia menambahkan bahwa ketiga gerbong yang terbakar sedang dalam kondisi parkir dan belum disiapkan untuk keberangkatan.

“Belum disiapkan untuk rangkaian apa pun (tiga gerbong terbakar), sedang terparkir. Memang kereta akan berangkat, namanya stabling atau tunggu parkir dulu sebelum disiapkan berangkat,” jelasnya.

Baca juga: Pelaku Pembakaran Gerbong Kereta Api di Stasiun Tugu Yogyakarta Ditangkap, Remaja Disabilitas Sensorik

PT KAI akan meningkatkan pengamanan di area parkir gerbong untuk mencegah kejadian serupa. Sementara itu, polisi masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap motif pelaku.

Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat agar segera melaporkan aktivitas mencurigakan di sekitar fasilitas umum, termasuk stasiun kereta api.

Sumber: KOMPAS.com (Wijaya Kusuma)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau