YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menyambut baik dibukanya kerjasama pengolahan sampah di Intermediate Treatment Facility (ITF) pusat karbonasi di Bawuran, Pleret, Bantul.
"Kerjasama Pemkot dan Pemkab ini bisa mendapatkan perlakuan spesial karena bukan bisnis to bisnis, tetapi bisa pemerintah to pemerintah, dan itu bisa lebih murah sedikit," kata Hasto ditemui di Bawuran, Pleret, Bantul, Selasa (11/3/2025).
Baca juga: ITF Bawuran Bantul Mulai Uji Coba, Target Olah 50 Ton Sampah Yogyakarta per Hari
Pemerintah Kabupaten Bantul memperkirakan tarifnya sekitar Rp 450.000 pertonnya. Dari hitungannya, sampah di Kota Yogyakarta mencapai lebih dari 300 ton perhari, dan saat ini mampu diselesaikan separuhnya.
"Saya belum berhitung, tapi yang jelas Kota Yogyakarta punya 300 ton lebih perhari, kalau akhir pekan jauh di atas 300 ton," ucap dia.
Hasto mengatakan, ITF Bawuran telah dilengkapi dengan pemilahan, pemotongan, pengeringan kemudian yang terakhir membakar dengan incinerator. Sehingga kota Yogyakarta terbantu dengan adanya ITF Bawuran/
"Insyaallah kami terbantu dengan dibackup oleh ITF Bawuran ini," kata dia.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, ITF bawuran sebagai salah satu pendukung Bantul bersih sampah 2025 atau Bantul Bersama. Untuk pengelolaan dilakukan Perumda Aneka Dharma.
Nantinya pasti dilakukan audit sebagai besaran penghasilan asli daerah (PAD).
Baca juga: Sultan: Sampah Masuk ke ITF Bawuran Dihargai Rp 450.000 Per Ton
"Tarifnya ini nanti kalau beberapa kerjasama dengan beberapa pihak itu Rp 450.000 per ton, untuk mengolah sampah di sini. Tapi nanti kita formalkan dalam peraturan tarif pengelolaan sampah agar nanti seragam," kata Halim.
Kapasitas di ITF Bawuran telah ditetapkan oleh DLH melalui Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) sebesar sampah residu 50 ton. Jika nantinya beroperasi maksimal bisa menampung 300 ton sampah, dengan residu sekitar 50 ton.
"ITF Bawuran sehari bisa mengolah sekitar 300 ton sampah, jadi misal untuk Kota (Yogyakarta) bisa 100-200 ton per hari, karena Bantul memiliki kapasitas berlebih. Mengingat Bantul memiliki beberapa TPST seperti Dingkikan, Modalan danPasar Niten," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang